JAKARTA, KOMPAS.com - Google mengungkapkan tren utama konsumen di Indonesia selama bulan Ramadhan melalui Consumer Insights Ramadan 2024.
Head of Communications Google Indonesia Jason Tedjasukmana mengatakan, berdasarkan data Consumer Insights Ramadan 2024, tercatat 93 persen konsumen merencanakan pembelian produk jauh-jauh hari sebelum Lebaran.
Ia mengatakan, 50 persen konsumen melakukan pembelian produk pada pekan pertama Ramadhan.
Jason juga mengatakan, 88 persen konsumen berbelanja di satu ritel yang belum pernah mereka beli produknya sebelumnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin cerdas dan mencari penawaran serta produk terbaik selama Ramadhan," ujarnya.
Jason mengatakan, jumlah konsumen Indonesia yang melakukan belanja online naik dua kali lipat atau 58 persen selama Ramadhan.
Baca juga: Hindari Pencurian Data Pribadi di Era Belanja Online, Dosen JCU Singapore Bagikan Tips Ini
Angka tersebut, kata dia, lebih tinggi dibandingkan jumlah konsumen saat diskon tanggal kembar atau Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
"Jumlah partisipasi konsumen Indonesia yang naik hampir dua kali lebih tinggi dalam belanja selama Ramadan (58 persen) dibandingkan dengan diskon Harbolnas (Double Day sales) (33 persen)," tuturnya.
"Kebutuhan yang banyak dicari saat Ramadhan adalah baju lebaran (gamis, baju couple), tiket mudik (tiket kereta dan bus), hampers Lebaran (makanan dan souvenir) dan sembako," kata dia.
Baca juga: Wamendag Berikan Tips Belanja Online yang Aman
Jason mengatakan, faktor yang memengaruhi konsumen berbelanja adalah iklan di platform digital.
"Di antara titik sentuh digital ini, dua yang teratas adalah Search dan YouTube. Keputusan pembelian konsumen selama Ramadhan juga dipengaruhi iklan," kata dia.
Jason menyebutkan, berdasarkan survei Kantar, 89 persen penonton YouTube mengetahui brand atau produk baru dari iklan YouTube, dan iklan juga membantu 80 persen penonton mengambil keputusan tentang apa yang akan dibeli.
"Hal ini menunjukkan bahwa touch point digital, terutama Google Search dan YouTube, semakin penting dalam memengaruhi keputusan pembelian konsumen selama Ramadhan," ujarnya.
Baca juga: Perbedaan Perilaku Belanja Online: Gen Z FOMO, Milenial Lebih Stabil
Jason mengatakan, berdasarkan pola perilaku konsumen dan pengaruh platform digital, pelaku bisnis dapat menjangkau lebih banyak konsumen, meyakinkan mereka agar mempertimbangkan produk yang ditawarkan, dan mendorong pembelian.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pelaku bisnis dapat menerapkan strategi kreatif untuk meningkatkan performa melalui unsur 5 C yaitu compassion adalah mencipitakan konteks Ramadhan dengan unsur kebersamaan dan kebaikan.
Kemudian connection yaitu bangun inspirasi saat Ramadan agar mendorong action saat Hari Raya Idul Fitri dan connected canvas ysitu menggunakan multi-format, panjang maupun pendek.
"Lalu Collaboration yaitu relevan dan autentik dengan pembuat konten, Contemporary yaitu manfaatkan teknologi dan AI. Berbekal pemahaman tentang cara orang Indonesia menjalani dan merayakan Ramadhan dengan memanfaatkan touch point digital yang tepercaya dan konten video yang relevan, pelaku bisnis akan siap membuat kampanye yang efektif dan efisien serta meningkatkan pendapatan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.