Berbeda dengan mata uang fiat yang dapat dicetak tanpa henti oleh bank sentral, pasokan emas terbatas.
Faktor kelangkaan ini menjadi alasan lain mengapa emas dapat mempertahankan nilainya pada saat inflasi tinggi.
Baca juga: Hong Kong Gagalkan Penyelundupan Canggih 146 Kg Emas Senilai Lebih dari Rp 159 Miliar
Ketika permintaan emas meningkat, harganya kemungkinan besar akan meningkat, karena pasokan fisik tidak dapat dengan mudah diperluas untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Sifat emas yang terbatas ini juga menjadikannya aset yang lebih dapat diandalkan dan berwujud dibandingkan uang kertas.
Salah satu keuntungan berinvestasi emas adalah kemampuan untuk mengambil kepemilikan fisik atas aset tersebut.
Tidak seperti saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya, emas dapat disimpan dalam bentuk koin dan batangan emas, atau emas koleksi dan perhiasan. Kepemilikan fisik ini dapat memberikan rasa aman dan kendali bagi investor.
Baca juga: 5 Cara Membedakan Emas Asli atau Palsu
Selain itu, dengan memiliki emas, Anda memiliki aset berwujud yang tidak memiliki risiko yang sama seperti banyak investasi lainnya.
Kesimpulannya, berinvestasi emas dapat menjadi strategi yang bijaksana untuk melindungi kekayaan Anda.
Dengan rekam jejaknya yang terbukti sebagai lindung nilai terhadap inflasi, manfaat diversifikasi yang ditawarkan, status safe-haven, dan pasokannya yang terbatas, emas dapat menjadi tambahan yang cerdas untuk portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik.
Namun, seperti halnya keputusan keuangan apa pun yang Anda buat, pastikan untuk mempertimbangkan semua faktor dan pastikan berinvestasi emas adalah langkah yang tepat untuk Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.