JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan bahwa China akan tetap menjadi mesin pertumbuhan terbesar bagi ekonomi dunia meskipun mengalami perlambatan.
Dikutip dari CNBC, Jumat (12/4/2024), meskipun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan turun menjadi 4,8 persen pada tahun 2024, lebih rendah dari target pemerintah sekitar 5 persen, tetapi negara tersebut masih akan menyumbang sebagian besar pertumbuhan di Asia dan dunia.
Ekonom ADB Albert Park mengatakan, China akan tetap penting dalam beberapa waktu yang akan datang.
Baca juga: ADB Nilai China Masih Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Asia
Meskipun pertumbuhannya melambat, China diperkirakan akan tetap menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
"Meskipun pertumbuhan sedang melandai, dan kami mengharapkan hal itu akan terus melandai dalam beberapa tahun mendatang kemungkinan besar akan menyumbang pertumbuhan terbanyak dari setiap ekonomi di dunia untuk pertumbuhan global," tambah Park.
Sementara itu, India juga menjadi sorotan sebagai saingan China di Asia.
Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, Transaksi Indonesia-India Gunakan Mata Uang Lokal
Meskipun ekonomi India tumbuh pada tingkat yang cepat, pertumbuhan ekonominya masih lebih kecil dibandingkan dengan China.
Namun begitu, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi India akan mencapai 7 persen pada tahun 2024 dan 7,2 persen pada tahun 2025.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di negara maju diproyeksikan akan melambat, dengan pertumbuhan PDB AS dan Jepang yang diprediksi akan turun.