JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang seimbang dengan perkembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital memicu permintaan tinggi akan tenaga kerja terampil di sektor teknologi, manufaktur, jasa, dan lainnya.
Namun demikian, kualitas pendidikan dan pelatihan yang belum merata menyebabkan ketimpangan antara keterampilan yang dimiliki angkatan kerja dan kebutuhan industri. Akibatnya, banyak perusahaan
kesulitan menemukan pekerja yang sesuai, sementara tingkat pengangguran masih cukup tinggi.
Baca juga: Satgas UU Cipta Kerja Gelar Rapat Konsolidasi untuk Evaluasi Upah Minimum dan Kebijakan Alih Daya
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,195 juta orang. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah kualitas pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri yang berkembang pesat.
Secara keseluruhan, kualitas pendidikan pun masih perlu ditingkatkan. Hal ini menuntut peningkatan investasi dalam pendidikan vokasional dan pelatihan keterampilan serta penyesuaian kurikulum pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
PT PKSS atau PT Prima Karya Sarana Sejahtera, perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan sumber daya manusia (SDM) alih daya atau outsourcing, berupaya membantu pemerintah mengatasi permasalahan ini.
Salah satunya dengan mengadakan pengembangan keterampilan dan program pelatihan industri yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja bagi SDM di Indonesia.
Baca juga: Pangsa Pasar Alih Daya di RI Diperkirakan Lebih Besar dari India
PT PKSS merupakan perusahaan anak Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI (YKP BRI) dan Dana
Pensiun BRI. Awalnya, perusahaan ini berdiri untuk mengelola tenaga keamanan, tenaga kebersihan dan juga pramukantor di semua cabang BRI.