Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia

Kompas.com - 14/06/2024, 12:40 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
A P Sari

Tim Redaksi

“Itu baru satu produk dari gula kelapa pendapatan petani meningkat 30-40 persen. Dengan membangun konsep terintegrasi petani biasanya mengelola lahan dengan 4 jenis produk organik,” ujar Anro.

“Saya pernah menghitung kasar jika petani memiliki lahan 3.000 meter persegi ditanamkan berbagai produk organik maka bisa mendapatkan penghasilan Rp 80-90 juta per tahun,” jelasnya.

Baca juga: LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Di samping melakukan kerja sama pengembangan hasil pertanian, PT MIO juga memantau produk-produk yang dihasilkan petani agar sesuai standar organik yang telah ditentukan. PT MIO juga akan terus menyerap hasil produk organik dari mitra petani.

Misalnya saja, tanaman rempah andaliman yang tumbuh liar di sekitar Danau Toba dengan pohon penuh duri. Biasanya, sebelum masa panen, harga komoditas ini dapat dijual dengan harga Rp 150.000 per kilogram (kg). Akan tetapi, saat musim panen, harga komoditas ini justru terjun bebas hingga Rp 10.000 per kg-nya.

“Saya katakan ke mitra petani di Danau Toba, andaliman ini memiliki pasar di Eropa. Kami akan beli harganya empat kali lipat dari harga pasar di saat panen raya. Mereka semua riang gembira karena mereka dapat menikmati harga bagus di saat panen raya andaliman,” ucap Anro.

Selain andaliman, Anro menyampaikan bahwa PT MIO juga turut berkontribusi dalam melestarikan tanaman rempah endemik lainnya, seperti kemukus yang hanya tumbuh di Jawa Tengah (Jateng).

Baca juga: LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

“Kemukus ini memiliki pangsa pasar niche di Eropa. Beberapa customer mengolahnya untuk menjadi campuran minuman ataupun campuran rempah dalam mengolah makanan daging untuk lebih kaya rasa,” tambahnya.

Lebih lanjut, Anro memberikan apresiasi kepada LPEI atas dukungan yang diberikan kepada PT MIO dalam mendorong ekspor produk organik. Menurutnya, LPEI memiliki peran yang mendukung, karena kecepatannya dalam memberikan fasilitas keuangan.

“Kolaborasi ini dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi lagi yaitu LPEI dapat membantu komunitas-komunitas petani ini menjadi komunitas petani penghasil devisa seperti konsep Desa Devisa LPEI agar petani dapat lebih bertumbuh lagi produksi dan kualitasnya,” ungkap Anro.

Ia pun berpesan kepada anak muda yang ingin terjun di bidang pertanian organik untuk menikmati setiap aktivitas yang dijalankan.

Baca juga: Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika

Just do it, kalau kita punya mimpi turunkan dalam aktivitas dan nikmati aktivitas itu setiap hari. Jangan pikirkan pasarnya dulu nanti akan datang sendiri selama kita menikmati. Tidak ada proses yang instan,” tutur Anro.

Sementara itu, Kepala Divisi NIA, Trade Finance and Financing (NTF) LPEI Berlianto Wibowo menyampaikan, LPEI mendukung para pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk mengembangkan usahanya melalui pemberian fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE).

“Program PKE ini menyediakan fasilitas pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk transaksi atau proyek yang mungkin sulit dilaksanakan secara komersial, tetapi dianggap penting oleh pemerintah untuk mendukung kebijakan atau program ekspor nasional,” jelas Berlianto.

Menurut Berlianto, hingga April 2024, LPEI telah melaksanakan disbursement fasilitas PKE hingga Rp 15,2 triliun dengan total lebih dari 90 negara tujuan ekspor.

Selain itu, LPEI juga memberikan dukungan PKE bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dengan menyalurkan Rp 1.032 miliar hingga April 2024.

Baca juga: Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Dirinya menyebutkan, LPEI akan terus berkomitmen mendukung produk lokal Indonesia untuk mendunia dengan memberikan fasilitas unggulan bagi para pelaku usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com