Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih optimis, tren nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bakal menguat ke depan. Optimisme ini utamanya didukung oleh kondisi fundamental nilai tukar rupiah yang terjaga.
Perry menyadari, kurs rupiah tengah tertekan oleh dollar AS. Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah terdepresiasi 5,92 persen sejak awal tahun hingga 19 Juni lalu.
Pelemahan itu menurutnya disebabkan oleh faktor sentimen. Ia menyebutkan, sentimen-sentimen yang menyebabkan rupiah tertekan selama beberapa pekan terakhir ialah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, meningkatnya kebutuhan valuta asing (valas) dalam negeri, serta persepsi investor terhadap arah kebijakan fiskal Indonesia.
"Tentu saja pergerakan nilai tukar itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang fundamental, dan faktor-faktor yang teknikal, faktor-faktor jangka pendek, dan itu bergerak dari bulan ke bulan, selalu begitu," tutur dia, dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Bos BI: Kami Masih Meyakini Tren Nilai Tukar Rupiah ke Depan Akan Menguat
Namun demikian, faktor fundamental nilai tukar rupiah dinilai masih terjaga. Ini tercermin dari laju inflasi RI yang kian melandai, di mana pada Mei mencapai 2,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Selain itu, perekonomian Indonesia masih terjaga, ditunjukan produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh 5,11 persen pada kuartal I-2024. Terakhir, defisit neraca transaksi berjalan diproyeksi terjaga di kisaran 0,1 - 0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), yang menandai ketahanan eksternal Indonesia.
"Sehingga kami masih meyakini tren nilai tukar rupiah ke depan akan menguat. Tren ya. Tren akan menguat," kata Perry.
Baca juga: Gubernur BI Beberkan Pemicu Rupiah Tertekan hingga Tembus Rp 16.400 Per Dollar AS
Adapun untuk menjaga stabilitas rupiah dari sentimen "negatif", Perry bilang, BI akan memaksimalkan bauran kebijakan intervensi pasar keuangan. Pada saat bersamaan, bank sentral bakal mengerahkan instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dan Sekuritas Valasa BI (SVBI) untuk menarik modal asing.
Dengan kebijakan tersebut, BI optimis dapat menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek. Sementara dalam jangka panjang, BI optimis, rupiah bakal kembali menguat.
"Sehingga apakah Bank Indonesia masih yakin tren (rupiah) menguat? Yes. Karena semua faktor mendukung penguatan rupiah," ucap Perry.
Baca juga: Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.