Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Perang Dagang, Indonesia Paling Bontot Terima Limpahan Investasi

Kompas.com - 24/04/2019, 15:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian global yang tak menentu lantaran perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China membuat banyak perusahaan memindahkan lini produksi mereka dari kedua negara tersebut ke kawasan Asia Tenggara.

Beberapa negara yang menjadi negara tujuan utama penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya adalah Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Ketua Umum Kamar Dagang Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, jumlah pabrik yang dipindahkan dari China ke Indonesia tak seberapa jika dibandingkan dengan ketiga negara tersebut.

"Terus terang kita paling bontot yang mendapatkan pelimpahan investasi masuk ke Indonesia, lebih banyak ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Mereka menikmati perpindahan relokasi pabrik yang ada di China," ujar Rosan di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Baca juga: Perang Dagang AS-China Bikin Kinerja Ekspor RI Sulit Diterka

Rosan mengatakan, industri manufaktur Indonesia yang mengalami stagnasi menjadi salah satu faktor sepinya PMA di dalam negeri. Sebab, pada 2014 lalu, pertumbuhan industri manufaktur Indonesia mencapai 30 persen. Sementara pada 2019 ini pertumbuhan industri manufaktur diperkirakan hanya 19 persen hingga 20 persen dan akan terus menurun.

"Kita perlu membangun industri manufaktur karena selama ini yang terjadi dereindustralisasi bukan tidak tumbuh tapi di bawah pertumbuhan kita," ujar Rosan.

Dengan memerbaiki industri manufaktur harapannya Indonesia juga bisa memerbaiki struktur impor yang 90 persennya berupa barang baku.

Sehingga, masalah defisit neraca perdagangan yang selama ini membayangi keteahanan perekonomian dalam negeri bisa di atasi. Selain itu, industri pariwisata yang juga terus dikembangkan turut menjadi penyumbang utama dalam perekonomian Indonesia.

"(Pembangunan industri yang sehat), ditunjang industri pariwisata yang akan diperkirakan ke depan ujung tombak perekonomian kita dan menyumbang nomor satu pendapatan negara kita," ujar Rosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com