Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Perbaikan Infrastruktur Masih Terbuka Lebar, Ini Sebabnya

Kompas.com - 07/11/2019, 15:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur yang masif dalam 5 tahun ke depan dipandang bakal terus berlanjut, meski pertumbuhan alokasi belanja infrastruktur tidak sepesat beberapa tahun belakangan.

Keberlanjutan itu bisa dicapai bila terdapat sinergi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan investor swasta lokal maupun asing.

Sinergi tersebut diperlukan untuk mengatasi keterbatasan anggaran negara.

Direktur Utama Bahana Sekuritas Feb Sumandar mengatakan, pembangunan infrastruktur juga terus berlanjut mengingat ketersediaan infrastruktur belum merata di seluruh Tanah Air. Padahal, pembangunan yang merata diperlukan untuk menurunkan biaya logistik.

"Ketersediaan infrastruktur yang merata di seluruh tanah air sangat diperlukan untuk menurunkan biaya logistik Indonesia yang masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN," kata Feb dalam siaran pers, Kamis (7/11/2019).

Baca juga: BI Sebut Tiga Tantangan Pemerintah Percepat Pembangunan Infrastruktur

Data menunjukkan, biaya logistik Indonesia masih tinggi alias sebesar 24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Angka itu bahkan lebih tinggi dari Vietnam dengan biaya logistik sebesar 20 persen, Thailand 15 persen, Filipina 13 persen, dan Malaysia 13 persen.

"Hal inilah yang mendasari pemerintah masih memberikan perhatian serius terhadap ketersediaan infrastruktur dengan kualitas yang semakin baik," ucap Feb.

Selain itu kata Feb, pembangunan infrastruktur masih terbuka lebar ditunjukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020.

Dalam RAPBN 2020, pemerintah merencanakan alokasi belanja mencapai Rp 423,3 triliun atau naik 5,9 persen dari target 2019 sebesar Rp 399,7 triliun.

Di sisi lain, kualitas infrastruktur Indonesia masih lebih rendah dibanding negara lain di ASEAN. Dari 600.000 kilometer total jalan, total jalan yang diaspal masih di bawah 60 persen.

Sedangkan Malaysia misalnya, 75 persen dari 300.000 kilometer total jalan telah teraspal. Belum lagi Thailand yang 100 persen sudah teraspal sepenuhnya.

"Hal inilah yang mendasari, kami berkeyakinan ke depan ruang untuk perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas masih akan berlanjut dengan tidak hanya mengandalkan anggaran negara semata," ujar Feb.

Baca juga: Dorong Infrastruktur, ADB Beri Pinjaman ke RI 100 Juta Dollar AS

Adapun dalam 5 tahun belakangan, data World Bank memperlihatkan infrastruktur index Indonesia telah menunjukkan perbaikan. Indonesia melaju dari peringkat 60 menjadi peringkat ke-52 tahun 2017-2018.

Peringkat tersebut membawa Indonesia lebih naik ketimbang India dengan peringkat 66 dan Filipina dengan peringkat 97.

Untuk menaikkan peringkat lagi, Bappenas telah memperkirakan memerlukan total belanja infrastruktur sekitar Rp 6.421 triliun untuk periode 2020 – 2024.

Dari total kebutuhan pendanaan, pemerintah mengandalkan anggaran negara sekitar 37 persen, BUMN sekitar 21 persen, dan swasta sekitar 42 persen.

"Disinilah perlunya kerja sama seluruh pihak baik pemerintah, BUMN, maupun swasta untuk duduk bersama menciptakan kepastian hukum dan investasi, agar saling tertarik dan melengkapi dalam pembangunan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com