Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI : Jumlah Pengaduan Jasa Keuangan Meningkat

Kompas.com - 14/01/2020, 16:56 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pengaduan jasa finansial melalui YLKI atau Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meningkat sepanjang tahun 2019.

YLKI menilai hal ini akibat lemahnya pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Ini artinya pengawasan regulator dalam hal ini OJK sangat lemah. Sehingga dibentuknya OJK belum efektif untuk melindungi konsumen," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di kantornya di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: YLKI: Pengaduan Asuransi Didominasi Masalah Susah Klaim

Tulus menyebut, peningkatan tersebut tercatat 46,9 persen dari 1.871 pengaduan konsumen yang masuk.

Tulus merincikan menjadi lima jasa finansial yang mendominasi dari jenis pengaduan masyarakat terkait masalah finansial yakni meliputi perbankan, uang elektronik, asuransi, leasing, dan pinjaman online.

Tulus juga menyebut selama 7 tahun terakhir ada banyak pengaduan yang terjadi, bahkan untuk produk jasa finansial menduduki rangking 1 sampai tiga teratas untuk yang mendominasi pengaduan tertinggi.

"YLKI menduga masih lemahnya pengawasan OJK terhadap industri finansial, dikarenakan OJK tidak mempunyai kemerdekaan finansial dalam menjalankan tugas dan fungsinya," ungkap Tulus.

Baca juga: YLKI Komentari Pembentukan Pansus Kasus Jiwasraya

Namun ini tak semua merupakan kesalahan pengawasan OJK, masyarakat pengguna jasa keuangan juga terkadang kurang literasi dalam pemahaman produk perbankan.

Hal ini paling banyak terjadi pada produk teknologi finansial (fintech), terutama pinjaman online.

"Literasi konsumen juga rendah. Konsumen saat bertransaksi produk finansial tidak membaca secara detail terkait syarat dan aturan yang berlaku sehingga pinjaman online menjadi sebuah pengaduan tertinggi setelah perbankan," ungkapnya.

Dari 1.871 pengaduan konsumen, 563 kasus merupakan pengaduan individual, sementara 1.308 kasus merupakan pengaduan dari kategori kelompok/kolektif.

Baca juga: YLKI: Waspada Pesta Diskon, Jangan Sampai Konsumen Gigit Jari

Data YLKI mencatat ada 10 besar pengaduan konsumen berdasar komoditas, yakni perbankan sebanyak 106 kasus, pinjaman online sebanyak 96 kasus, perumahan 81 kasus dan belanja online 34 kasus.

Kemudian untuk masalah pengaduan leasing sebanyak 32 kasus, transportasi 26 kasus, kelistrikan 24 kasus, telekomunikasi 23 kasus, asuransi 21 kasus dan pelayanan publik 15 kasus.

Setelah dominasi pengaduan finansial, disusul oleh sektor perumahan sebesar 14,4 persen, sektor ecommerse 6,3 persen, sektoral ketenagalistrikan 4,2 persen dan sektor telekomunikasi 4,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com