Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, 7 Kesalahan Bisnis yang Tak Pernah Dilakukan Para Miliarder

Kompas.com - 04/02/2020, 14:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Kehidupan para miliarder dunia selalu menarik untuk disimak. Tak kecuali sepak terjang mereka dalam membangun bisnis.

Thomas Corley, penulis buku Rich Habits: The Daily Success Habits of Wealthy Individuals dan Rich Kids: How To Raise Our Kids To Be Happy And Successful In Life menghabiskan 5 tahun mempelajari 177 orang miliarder yang meraih kekayaan dengan usaha mereka sendiri.

Dalam studinya tersebut, Corley menemukan sejumlah kesalahan bisnis yang kerap dilakukan oleh para wirausaha ataupun pelaku usaha. Namun, kesalahan tersebut tak dilakukan oleh para miliarder.

Baca juga: Ingat Petuah Bob Sadino: Bisnis Itu Dilaksanakan, Bukan Didiskusikan!

Dikutip dari Business Insider, Selasa (4/2/2020), berikut 7 kesalahan bisnis yang tak pernah dilakukan oleh para miliarder.

1. Kualitas buruk

Produk atau jasa berkualitas tinggi adalah batu loncatan menuju bisnis yang sukses. Kualitas akan membuat klien atau konsumen kembali ke Anda.

Bisnis yang memproduksi barang atau jasa berkualitas buruk akan harus selalu mencari konsumen baru. Akuisisi konsumen atau klien baru jauh lebih mahal ketimbang menjaga konsumen lama yang puas dan terus kembali.

Selain itu, bisnis yang memproduksi barang atau jasa berkualitas buruk biasanya tak berumur panjang.

Baca juga: Tips Jalankan Bisnis Sampingan Agar Bisa Raup Cuan

2. Tidak meminta masukan konsumen

Bisnis yang sukses secara konstan mencari atau meminta masukan konsumen atau klien. Masukan ini sangat penting, lantaran memberikan informasi apakah Anda melakukan hal yang benar atau salah.

Setiap bisnis harus meminta masukan terkait barang atau jasa yang diberikan. Idealnya, masukan ini terkait langsung pada penjualan atau jasa yang disediakan.

Konsumen atau klien setia memungkinkan bisnis Anda mendapat koreksi langsung guna mencegah kerugian.

3. Terlalu banyak karyawan

Bisnis yang sukses tidak serta-merta mudah merekrut karyawan. Mereka menjaga peningkatan jumlah karyawan seminimal mungkin, meski tengah mengalami pertumbuhan.

Sebaliknya, mereka mengandalkan sekelompok karyawan yang berkompetensi tinggi dan telah teruji mencapai 80 persen penjualan. Adapun 20 persen sisanya diisi karyawan paruh waktu, freelance, atau kontraktor eksternal.

Baca juga: Ini Resep Sukses Kokumi Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Minuman

4. Menunda pekerjaan

Bisnis yang sukses mengadopsi pola pikir "lakukan sekarang." Mereka tak menunda pekerjaan atau mengulur waktu untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau klien.

Menunda pekerjaan akan berujung pada kualitas yang buruk, ketidakpuasan konsumen atau klien, kehilangan konsumen, dan potensi kerugian lainnya.

5. Tidak punya visi

Bisnis yang sukses tahu ke mana arah mereka. Mereka memiliki visi yang sangat jelas terkait tujuan yang ingin dicapai.

Apa yang dilakukan adalah menyusun tujuan. Mereka secara rutin memonitor dan merevisi tujuan agar relevan dengan perubahan bisnis yang terjadi.

Baca juga: 5 Cara agar Bisnis Anda Bisa Bertahan dan Berkelanjutan

6. Produk tidak unik

Bisnis yang sukses memiliki produk atau jasa yang unik. Akhirnya, produk atau jasa ini memberikan nilai tambah dan mengisi kekosongan yang ada.

7. Pemasaran yang buruk

Bisnis yang sukses memiliki strategi pemasaran unik yang membantu mereka membangun brand. Mereka tidak mengikuti arus yang ada.

Mereka menciptakan strategi melalui uji coba, kesalahan, dan sesi tukar pikiran dengan karyawan dan mitra-mitra bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com