Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor April Turun Jadi 12,19 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 15/05/2020, 10:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Indonesia pada April 2020 berada pada posisi 12,19 miliar dollar AS. Secara bulanan (mtm) ekspor menurun 13,33 persen dari yang sebelumnya 14,07 miliar dollar AS.

Secara kumulatif dari Januari - April 2020, ekspor tercatat sebesar 53,72 dollar AS. Dibandingkan Januari-April 2019, masih ada peningkatan ekspor sebesar 0,44 persen.

"Dengan memperhatikan terjadinya pandemi Covid-19, saya harus bilang performa ekspor pada Januari-April masih lebih bagus dari ekspektasi. Ini sebuah sinyal yang positif, mudah-mudahan performa lebih bagus," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Menteri Edhy: Aturan Ekspor Benih Lobster Dibuat Berdasarkan Kajian Para Ahli

Adapun turunnya ekspor pada April 2020 dipengaruhi oleh turunnya ekspor migas dan non migas.

"Migas pada April 2020 tidak ada ekspor minyak mentah. Nilai hasil minyak secara volumenya naik tapi dari sisi harga turun tajam," ujar pria yang akrab disapa Kecuk ini.

Berdasarkan sektor, ekspor dari pertanian, pengolahan, maupun pertambangan kompak menurun. Ekspor pertanian pada April 2020 turun 9,82 persen (mtm). Komoditas yang mengalami penurunan antara lain, ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah.

"Tapi secara tahunan, nilai ekspor pertanian April 2020 masih naik 12,66 persen. Peningkatan terjadi karena ekspor buah-buahan tahunan, hasil hutan bukan kayu, dan cengkeh," sebut Kecuk.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Pertanian RI Naik Rp 12 Triliun

Berbeda dengan pertanian, ekspor di sektor pengolahan justru menurun secara bulanan (mtm) maupun secara tahunan (yoy). Ekspor secara bulanan menurun 12,26 persen dipengaruhi oleh kendaraan roda empat atau lebih, pakaian jadi, minyak kepala, besi, dan baja.

Sementara secara tahunan, ekspor menurun 1,77 persen, dikontribusi oleh pakaian jadi, kendaraan roda empat atau lebih, bahan kimia dasar organik, dan karet.

Kecuk bilang, penurunan yang paling dalam terjadi di pertambangan. Secara bulanan, ekspor pertambangan turun 22,11 persen dipengaruhi oleh komoditas batubara, lignit, bijih tembaga, dan bijih besi. Sedangkan secara tahunan ekspor turun lebih dalam 29,47 persen.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor paling meningkat ke China sebesar 226,6 juta dollar AS. Sedangkan penurunan ekspor mendalam terjadi ke negara India sebesar 358,1 juta dollar AS.

"Ekspor non migas masih menyumbang 94,65 dari total ekspor Januari-April 2020. Secara keseluruhan, ekspor didominasi oleh industri sebesar 79,24 persen, tambang 13,20 persen, migas 5,35 persen, dan pertanian 2,21 persen," pungkas Kecuk.

Baca juga: Ekspor Indonesia ke AS Berpotensi Turun 2,5 Persen, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com