Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Menakar Kesejahteraan Petani | Ingatan Kelam Mei 1998 di Solo | Perancis dan Polandia Tangani Pandemi

Kompas.com - 16/05/2020, 15:41 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA -- Kira-kira bagaimana nasib petani sebelum, saat, dan setelah pandemi ini? Adakah perubahan yang signifikan? Harapannnya, tentu saja, para petani sejahtera.

Jika merujuk dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pada April 2020 Nilai Tukar Petani (NTP) nasional turun 1,73 persen menjadi 100,32 dibanding NTP pada Maret 2020.

NTP inilah yang digunakan untuk mengukur bagaimana daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Namun, apakah itu saja cukup? Pada kenyataannya, para petani juga mesti berhadapan dengan para tengkulak yang membeli saat hampir panen hingga musim panen tiba.

Selain cerita mengenai petani, pada pekan ini Kompasiana juga diramaikan dengan konten-konten menarik lainnya seperti mengenang kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 hingga laporan langsung dari Polandia dan Perancis mengenai pandemi covid-19.

Berikut 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Benarkah Petani Masih Belum Sejahtera?

Sebagai negara agraris, menurut Kompasianer Mbah Ukik, sebenarnya mempunyai banyak kesempatan bekerja di sektor pertanian.

Apalagi dengan pekerjaan yang kini digeluti, membuat Kompasianer Mbah Ukik mesti berhadapan langsung dengan para petani dan buruh tani yang menggarap lahan-lahan untuk membeli hasil panen mereka.

Bahkan, jika menilai kesejahteraan petani hanya dari musim panen saja, menurut Mbah Ukik itu keliru.

Padahal, lanjutnya, jika sedang tidak ada garapan maka para petani ini kadang menjadi pedagang K5, di mana penghasilan per bulannya bisa melebihi tenaga honorer yang hanya berharap menjadi ASN!

Namun, biar bagaimanapun, yang diharapkan dari petani memang dari hasil panennya, bukan?

"Kesejahteraan petani dan buruh tani tidak bisa diukur hanya karena faktor luarnya saja, tetapi lebih disebabkan luas sempitnya dan subur gersangnya lahan garapan mereka," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Solo, Mei 1998: Mimpi yang Tak Pernah Dirindukan

Apa yang terjadi 22 tahun lalu, tepatnya Mei 1998 di Kota Solo, bagi Kompasianer Ayu Diahastuti memiliki kenangan tersediri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com