JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pasar modal Hans Kwee memandang, peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat dominan dalam meningkatkan integritas pasar modal.
Menurut dia, OJK mampu bergerak cepat ketika pasar saham Indonesia mengalami sejumlah permasalahan akibat goreng-goreng saham.
“Ketika orang manipulasi pasar, ini sama saja dalam satu negara ada TNI-polisi tapi masih ada kejahatan. Otoritas sudah melakukan banyak hal, ketika orang mau goreng saham, peran otoritas sangat penting di pasar karena kalau dibiarkan seperti bola salju yang besar,” kata Hans dalam webinar Financial Sector Update di Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Baca juga: Meredam Dampak Pandemi Covid-19 di Pasar Modal
Hans memberi contoh adalah kebijakan buyback saham tanpa harus RUPS sebagai respons OJK menghadapi tekanan dampak pandemi Covid-19. Menurutnya, kebijakan ini bagus karena bisa meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Melalui buyback, perusahaan bisa membeli saham dengan harga murah sehingga akan menguntungkan.
"Reformasi kebijakan pasar modal oleh OJK cukup bagus, industri keuangan berkembang pesat sekali, pasar keuangan sekarang terintegrasi. Beberapa reformasi dilakukan seperti kasus-kasus MI. Itu Otoritas berusaha menahan bola salju yang seperti ponzi scenario. Pengawasan pasar dilakukan scara realtime, jadi pengawasan ini bagus dari OJK," ungkap Hans.
"Kebijakan pro pasar seperti auto rejection cukup bagus ketika market lagi tekanan turun. Trading halt juga berhasil menghalau harga turun terlalu jauh," tambahnya.
Baca juga: OJK Disarankan Jadi Pengawas Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-bank Saja
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar FEB Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, sejumlah tindakan tegas OJK dalam menghukum pelaku manipulasi pasar menunjukkan bahwa fungsi pengawasan telah berjalan baik.
"Mereka yang terindikasi melakukan manipulasi pasar, kita lihat sudah dilakukan penindakan. Ini menunjukkan bahwa fungsi pengawasan trennya membaik," papar Budi.