Adapun Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi menilai, OJK juga berperan besar dalam melakukan edukasi dan perlindungan konsumen masyarakat. Hal ini terlihat dari makin inklusifnya akses masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Dia mengatakan, contoh program OJK bersama BEI dan stakeholder adalah program Yuk Nabung Saham yang diinisiasi sejak 2015. Tujuannya untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat yang masih cenderung menabung (saving society) menjadi investasi (investing society).
Program ini tidak hanya digalakkan di kawasan Jawa, melainkan menyebar di luar Pulau Jawa.
“Kami memang bersama OJK melakukan akses yang sifatnya infklusif, membuka selebar-lebarnya partisipasi masyarakat misal program Yuk Nabung Saham. Menariknya kami tidak mempertentangkan kuantitas dan kualitasnya, kita ingin berjalan bersama-sama,” ungkapnya.
Baca juga: Sepanjang 2019, Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 2,48 Juta
Berkat program tersebut, investor di pasar modal terus meningkat. Sebagai contoh, pada 2019 investor di pasar modal meningkat 53 persen menjadi 2.484.000 investor. Bahkan pandemi Covid-19 tak memengaruhi pertumbuhan jumlah investor.
Hingga 30 Juni 2020, tercatat jumlah investor di pasar modal telah mencapai 2.920.000 inveetor, naik 18 persen dibandingkan tahun 2019.
Sementara berdasarkan sebarannya, 71,42 persen investor berasal dari Jawa. Kemudian 15,57 persen dari Sumatera, 4,89 persen dari Kalimantan, 3,58 persen dari Sulawesi, 3,30 persen berasal dari Bali, NTB, dan NTT.
Adapun sebanyak 1,24 persen berasal dari Maluku dan Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.