Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Ganti Rugi Emas 1,1 Ton, Saham ANTM Terjun di Sesi I

Kompas.com - 18/01/2021, 14:18 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada sesi I penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (18/1/2021), saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkoreksi cukup dalam.

Hal ini terjadi setelah kabar putusan Pengadilan Negeri Surabaya yang mengabulkan gugatan pengusaha, Budi Said terkait ganti rugi ANTM senilai 1,1 ton emas.

Melansir RTI pada sesi I, ANTM terjun 4,81 persen (150 poin) di level 2.970. Penurunan ANTM sebelumnya juga terjadi pada penutupan perdagangan pekan lalu, dimana ANTM terkoreksi 1,8 pesen.

Baca juga: Komisi IV DPR Dengar Ada Beras Impor Vietnam Masuk RI, Dijual Rp 9.000 per Kg

Analis Artha Sekuritas Dennis Christopher mengatakan, kabar terkait dengan putusan Pengadilan Negeri Surabaya tersebut tidak memberi pengaruh yang cukup kuat terhadap penurunan harga saham ANTM.

“ANTM tidak terlalu terpengaruh dengan berita tersebut. Memang kenaikan sudah sangat tinggi, sehingga memasuki jenuh beli dan terjadi koreksi,” kata Dennis kepada Kompas.com.

Dennis mengatakan, sangat wajar bila ANTM akan bergerak di trend konsolidasi sementara waktu, sembari menunggu perkembangan bisnis terutama terkait rencana produksi baterai untuk kendaraan listrik.

Berbeda dengan Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas yang mengatakan putusan Pengadilan Surabaya terkait dengan ganti rugi menjadi sentimen negatif bagi ANTM. Hal ini diperkeruh dengan harga saham ANTM yang sudah cukup tinggi.

Baca juga: Antam Segera Ajukan Banding soal Gugatan 1,1 Ton Emas

“Untuk ANTM, sentimen negatif dari ganti rugi dan ditambah lagi dengan kenaikan harganya yang sudah tinggi, faktor teknikalnya juga menyebabkan ANTM koreksi,” kata Sukarno.

Sukarno mengatakan, untuk prospek jangka pendek harga saham ANTM bisa kembali turun sampai menyentuh area support 2.770 hingga 2.780. Namun, jika dalam waktu dekat harga tidak mampu bertahan di atas support tersebut, maka harga bisa mengalami tren bearish.

“Untuk saat ini belum ada sinyal transisi harga dan masih tergolong koreksi wajar. Untuk saat ini (investor) perlu wait and see dulu, dan melihat konfirmasi pola harga yang terbentuk agar bisa menentukkan target selanjutnya,” jelas Sukarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com