Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Sampai Hari Ini Omicron Belum Ditemukan Meluas di Masyarakat

Kompas.com - 20/12/2021, 20:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan akan melakukan pengetatan kembali mobilitas masyarakat atau PPKM setelah muncul virus corona varian baru Omicron di Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengetatan PPKM akan terjadi apabila kasus harian mencapai lebih dari 500an.

"Kami menggunakan threshold 10 kasus per juta penduduk per hari atau setara 2.700 kasus per hari, tetapi kami akan mulai pengetatan ketika kasusnya melebihi 500 dan 1.000 kasus per hari," kata Luhut secara virtual dalam keterangan pers evaluasi PPKM, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Airlangga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 3 Desember, Wilayah Level 1 Meningkat

Pengetatan lebih jauh, kata Luhut, akan dilakukan ketika tingkat perawatan rumah sakit dan tingkat kematian di nasional maupun provinsi kembali mendekati ambang PPKM Level 2.

Dia pun bilang, pemerintah juga terus memonitor secara ketat pergerakan masyarakat ke tempat-tempat wisata yang naik cukup signifikan dibanding minggu lalu. Hal ini mengindikasikan pergerakan masyarakat meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

"Pemerintah terus mewaspadai hal ini dengan mendorong seluruh pemerintah daerah beserta Forkompimda setempat agar kembali mengontrol kebijakan penerapan PeduliLindungi yang saat ini penggunaan mingguannya turun di 74 persen kabupaten kota Jawa Bali. Pemerintah daerah dan Forkompimda juga kami terus dorong untuk tidak kendor dalam melakukan tracing," ujar Luhut.

Baca juga: Luhut Sentil WNI, Bisa Shopping ke Luar Negeri, Maunya Karantina Gratis di Wisma Atlet, Kami Akan Tindak Orang-orang Ini

Luhut memastikan untuk saat ini, virus varian Omicron di Indonesia masih ditemukan di RS Wisma Atlet pada beberapa hari lalu sejak diumumkannya oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Sampai hari ini, Omicron itu baru terdapat di Wisma Atlet. Itu sudah di-lockdown oleh Kementerian Kesehatan. Sampai hari ini (Omicron) belum ditemukan meluas di masyarakat," ujarnya.

Di samping itu, pemerintah tak letih mengingatkan kepada masyarakat agar tidak bepergian ke luar negeri selama periode liburan Nataru. Tujuannya tentu menekan penyebaran varian Omicron yang meluas.

"Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam saya mengajak kita semua untuk tidak egois dan menahan diri untuk tidak berpergian ke luar negeri terlebih dahulu agar meminimalisir dampak masuknya varian Omicron ke Indonesia. Perjuangan panjang kita bersama-sama harus juga kita rawat dan pelihara bersama," imbau Luhut.

Baca juga: Omicron Masuk RI, Pemerintah Pertimbangkan Masa Karantina 14 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com