Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target BEI di 2022: Rata-rata Nilai Transaksi Harian Rp 13,5 Triliun hingga Jumlah Investor Bertambah 30 Persen

Kompas.com - 14/02/2022, 17:02 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bursa Efek Indonesia atau BEI menargetkan sejumlah capaian pada tahun ini, guna mendukung pertumbuhan pasar modal nasional, di tengah momentum penguatan ekonomi nasional.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, salah satu target utama dipasang oleh BEI ialah, asumsi Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar Rp 13,5 Triliun.

Selain itu, BEI juga memproyeksi jumlah pencatatan efek baru sebanyak 68 efek baru. Kemudian, dari sisi investor, Laksono mengharapkan ada jumlah penambahan investor baru sebanyak 30 persen dari 2021.

Baca juga: BEI Panggil Manajemen HK Metals Utama, Ada Apa?

Di samping itu, Laksono menyampaikan, sesuai Master Plan 2021-2025, tema pengembangan BEI tahun 2022 adalah “Memperluas produk dan partisipan, meningkatkan layanan non-cash equities.” Sehingga, ada beberapa inovasi BEI yang dampaknya akan dirasakan langsung oleh pasar.

“Seperti perlindungan investor yang kontinu, yaitu implementasi Papan Pemantauan Khusus, sebagai lanjutan dari penerapan Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus yang sebelumnya telah berlaku sejak Juli 2021, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-S tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dalam Pemantauan Khusus,” tutur Laksono, dalam keterangannya, Senin (14/2/2022).

Kemudian, Laksono menambah, BEI juga akan melakukan peningkatan pencatatan efek, melalui enhancement e-Registration dan e-IPO sesuai masukan pelaku pasar dan mempermudah penggunaan sistem tersebut kepada publik, serta peningkatan disclosure, melalui enhancement IDXNet dan XBRL.

Baca juga: Wamen BUMN: Merah Putih Fund Akan Bantu Unicorn Lokal Listing di BEI

Selain itu, inisiatif bursa yang mendukung penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) pada tahun ini yaitu pengembangan perdagangan karbon dan skoring ESG atas perusahaan tercatat di BEI yang bekerjasama dengan sustainalytics.

“Kemudian, peningkatan perdagangan EBUS (Efek Bersifat Utang dan Sukuk) melalui enhancement fitur SPPA (Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif) sesuai masukan Pengguna Jasa SPPA, serta peluncuran produk baru, di antaranya adalah waran terstruktur dan indeks-indeks baru," ucap Laksono.

Baca juga: 26 Perusahaan Antre untuk IPO di BEI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com