Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO GoTo Dinanti, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Kompas.com - 22/02/2022, 16:31 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabarnya, GoTo perusahaan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia juga akan melantai di bursa efek tahun ini.

Bagaimana prospek sahamnya jika kemudian melantai di bursa? 

Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, GoTo sudah membuat ekosistemnya sendiri sehingga prospeknya bisa baik.

Baca juga: IPO GoTo Dinilai Jadi Penentu Nasib Unicorn Lainnya

Ekosistem sudah terbentuk

 

Di dalam GoTo ada GoPay sebagai dompet digital terpopuler, ada Tokopedia sebagai e-commerce yang besar, kemudian ada Bank Jago yang lebih dulu membentuk ekosistemnya.

Menurut Piter, Bank Jago (ARTO) yang sudah melantai terlebih dahulu telah membuktikan tren yang baik. Itu terjadi karena Bank Jago terus meningkatkan valuasinya.

Baca juga: Penggalangan Pra-IPO Himpun Rp 18,5 Triliun, Investor Lama GoTo Diproyeksi Untung Besar

Dengan faktor itu, GoTo diharap juga lebih baik ketika nanti melaksanakan initial public offering (IPO) di lantai bursa. 

"GoTo akan lebih mapan, GoTo akan cenderung mengikuti pola pergerakan dari Bank Jago (ARTO)," kata Piter dalam acara "Menakar Ekonomi Digital dan Prospek Saham Teknologi di Pasar Modal Indonesia", Selasa (22/2/2022). 

Baca juga: Induk GoTo Ganti Nama Jadi PT GoTo Gojek Tokopedia, Kenapa?

Untuk saham teknologi, lihat ekosistem bisnis dan visi perusahaan

Dalam acara tersebut, Founder dan CEO Emtrade Ellen May juga mengatakan, ia optimistis pada emiten teknologi. Ia bilang, tren emiten teknologi akan berlanjut, meskipun tidak menutup kemungkinan ada up dan down.

"Kalau perusahaan teknologi melantai di bursa dan hasilnya bagus, maka reksadana dan lainnya akan beli, karena saham teknologi bisa memengaruhi IHSG," kata Ellen.

Baca juga: Soal Harga Saham Bank Digital, Lo Kheng Hong: Sangat Mengerikan, Saya Enggak Berani Sentuh...

Namun, ia berpesan untuk tidak melihat saham teknologi dari valuasinya saja, karena cenderung mahal. Ia pribadi lebih melihat pada ekosistem bisnis dan visi perusahaan.

"Saya sendiri bukan tipe yang hanya percaya pada story, tetapi tetap melihat teknikalnya juga," ungkap Ellen.

Baca juga: Nasib Suram Investor Bukalapak, Sahamnya Terus-terusan Anjlok

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com