JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten manufaktur produk alumunium ekstrusi dan bahan bangunan, PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) masih membukukan kerugian pada tahun buku 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2021, HKMU masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 234 miliar, dipengaruhi pendapatan usaha yang merosot 30 persen menjadi Rp 389,7 miliar.
Baca juga: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Perusahaan Manufaktur
Direktur HKMU Jodi Pujiyono mengatakan, penurunan tersebut dikontribusikan antara lain dari segmen trading turun sebesar Rp 50 miliar atau 79 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp 13,3 miliar.
Kemudian segmen baja ringan turun sebesar Rp 60 miliar atau 43 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp 79,3 miliar, dan aluminium turun sebesar Rp 45,7 miliar atau 17 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp 218 miliar.
Baca juga: BEI Panggil Manajemen HK Metals Utama, Ada Apa?
"Upaya perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis yang berfokus di manufaktur dan juga segmentasi market untuk penetrasi pada kategori yang lebih menguntungkan seperti customer project, industry dan ekspor masih belum memberikan hasil yang diinginkan," ujar Jodi, dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022).
"Secara nominal laba kotor masih bertumbuh, namun secara persentase masih jauh dibawah target perusahaan," tambahnya.
Baca juga: Hutama Karya Tegaskan Tak Terkait dengan Ricky Harun dan HK Metals Utama
Untuk tahun 2022, Jodi menambah, HKMU menargetkan mempertahankan marjin laba kotor, seiring dengan masih adanya faktor eksternal yang berpotensi memberatkan seperti varian Omicron.
"Dan tren kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan, ditambah market masih belum sepenuhnya pulih," katanya.
Baca juga: Ricky Harun Ditunjuk Jadi Komisaris HK Metals Utama