Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Prodia 2021 Meroket 131,3 Persen, Ini Pendongkraknya

Kompas.com - 07/04/2022, 15:09 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mencatatkan kenaikan laba bersih di tahun 2021 sebesar 131,3 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha sehingga bisa mengerek laba bersih menjadi sebesar Rp 621 triliun di 2021.

Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 756,62 miliar atau naik 150,7 persen.

Baca juga: 2020 Masih Rugi, YELO Akhirnya Raup Laba Bersih pada 2021

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, peningkatan laba bersih diiringi dengan peningkatan pendapatan bersih sebesar 41,6 persen menjadi Rp 2,65 triliun.

"Diharapkan pertumbuhan ini bisa terus berlanjut dengan baik sesuai dengan apa yang ada dalam balance score card kami yaitu maksimal market share dan sustainable profit," ujarnya dalam Paparan Publik Tahunan 2022 secara virtual, Kamis (7/4/2022).

Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan PRDA.

Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,8 persen dan 31,4 persen kepada pendapatan Prodia. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 21,2 persen dan 13,6 persen terhadap pendapatan perseroan.

Sepanjang 2021, jumlah pemeriksaan mencapai 19,6 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,6 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 39,2 persen pada 2021 menjadi 2,2 juta tes.

Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 42,7 persen pada 2021 menjadi Rp 999,2 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 40,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Jumlah kunjungan pelanggan juga mengalami peningkatan 8,2 persen menjadi lebih dari 2,2 juta pada 2021.

Total aset Prodia pada tahun 2021 mencapai Rp 2,72 triliun yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp 1,77 triliun dan aset non-lancar menjadi Rp 949,50 miliar.

Pada 2021, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 2,25 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,79 triliun. Sedangkan, total liabilitas sebesar Rp 466,27 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp 268,91 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp 197,36 miliar.

Prodia mencatat kenaikan jumlah permintaan layanan home service yang meningkat 154,8 persen. Pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile juga mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 913,9 persen menjadi 138.504.

Selain itu, Prodia mencatatkan jumlah pelanggan baru pada periode 2021 sekitar 1,3 juta pelanggan baru.

"Kunjungan juga bertambah dengan bertambahnya banyak customer baru dengan rata-rata peningkatannya atau rata-rata CAGRnya menjadi 7,7 persen. Kemudian pendapatan per kunjungan juga menjadi 6,1 persen CAGRnya dan EBITDA menjadi 34,4 persen," ucapnya.

Baca juga: Strategi Erick Thohir Kala Jokowi Minta Setop Impor Obat Hingga Alkes

Secara akumulatif, Prodia mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 2021 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 777,26 miliar meningkat dari Rp 434,63 miliar pada tahun 2020.

Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 38,7 persen menjadi Rp 2,60 triliun pada tahun 2021.

Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp 607,83 miliar, perseroan memiiki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis perseroan.

"Prodia memang terus mengupayakan kinerja yang baik untuk peningkatan nilai bagi pemegang saham. Shareholder values itu terus kita tingkatkan dengan berbagai upaya dan inovasi dan di tengah kesulitan pandemi tentunya harus selalu ada inisiatif dan kreasi baru yang berbeda yang bisa diaplikasikan bagi para pelanggan kami," tuturnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Dulu Tantangan Masyarakat adalah Pandemi, Sekarang Kenaikan Harga Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com