Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Pastikan Batal Gelar Right Issue, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 26/04/2022, 20:50 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memastikan, aksi korporasi right issue yang direncanakan perseroan sebelumnya untuk digelar pada tahun ini batal dilaksanakan.

Keputusan itu diambil oleh bank dengan kode emiten BBNI tersebut dengan melihat kondisi permodalan perseroan yang masih mumpuni untuk mendukung rencana ekspansi bisnis tahun ini.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melaporkan, dari sisi permodalan, sampai dengan Maret 2022, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BNI berada pada posisi 19,3 persen, naik 120 basis poin secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Kredit BNI Tembus Rp 591,7 Triliun, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Adapun rasio kecukupan modal inti atau tier 1 capital BNI mencapai 17,3 persen, sudah di atas ketentuan regulator, bahkan lebih tinggi dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar 16,82 persen.

"Kami melihat bahwa dengan kondisi permodalan sampai Maret 2022 ini sudah cukup baik dan mampu untuk mengantispasi pertumbuhan BNI yang akan datang, kami tidak akan lakukan right issue lagi. Right issue akan kami batalkan," tutur Novita, dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, Novita menilai, dengan rasio profitabilitas BNI yang terus menunjukan tren positif, perseroan masih mampu melakukan penambahan modal secara organik.

Baca juga: BNI Targetkan Pertumbuhan Kredit Tahun Ini hingga 10 Persen

Asal tahu saja, pada periode tiga bulan pertama tahun ini BNI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun, tumbuh 63,2 persen secara yoy.

Pencapaian laba bersih tersebut dihasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh 7,3 persen yoy menjadi Rp 8,5 triliun.

"Secara profitability, pertumbuhan BNI menunjukan tren yang positif, artinya penambahan modal secara organik dari profitability sangat bisa diharapkan dari tahun-tahun yang akan datang, di kuartal-kuartal ke depan, sehingga kami rasa kami tidak memerlukan right issue," tutur Novita.

Sebagai informasi, BNI mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,4 persen secara yoy pada kuartal I-2022, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2 persen dari periode sama tahun lalu 67,9persen.

Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 1,74 persen pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46 persen pada kuartal pertama 2022.

"Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3 persen," ucap Novita.

Baca juga: Akuisisi Bank Mayora Rampung, BNI Gandeng Sea Limited untuk Kembangkan Bank Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com