Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luna Foundation Guard Lepas Rp 44 Triliun Bitcoin untuk Selamatkan Stablecoin UST

Kompas.com - 17/05/2022, 11:09 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Sebanyak 3 miliar dollar AS atau setara Rp 44 triliun dalam bentuk bitcoin dilepas oleh Luna Foundation Guard untuk menyelamatkan keterpurukan stablecoin TerraUSD (UST) dari kehancurannya.

Berdasarkan Coinmarketcap, pagi ini UST hanya bernilai 12 sen. Padahal, golongan stablecoin merupakan jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS. UST, seharusnya dipatok 1:1 dengan dollar AS, namun UST turun tajam sejak Jumat pekan lalu.

CEO Luna Foundation Guard, sekaligus pengembang aset kripto Terra asal Korea Selatan Do Kwon mengatakan, mereka menghabiskan hampir semua bitcoin dalam cadangannya pekan lalu dalam upaya menyelamatkan UST.

Baca juga: RI Jadi Magnet Kripto Baru, 15 Negara Rembuk di Bali

Luna Foundation Guard mengumpulkan total lebih dari 80.000 bitcoin, yang bernilai hampir 3 miliar dollar AS minggu lalu, serta token lainnya termasuk BNB, Tether, USDC, dan Avalanche. Kwon telah berjanji untuk menggunakan bitcoin jika terjadi penurunan dramatis dalam nilai UST.

Dalam serangkaian tweet, Luna Foundation Guard mengatakan telah mentransfer 52.189 bitcoin untuk ditransaksikan, karena UST turun di bawah level 1 dollar AS. Selanjutnya, sebanyak 33.206 bitcoin juga dijual oleh Terra secara langsung dalam upaya terakhir untuk mempertahankan nilai UST.

Pada hari Senin kemarin, Luna Foundation Guard hanya memiliki 313 bitcoin tersisa dalam cadangannya, atau senilai sekitar 9,3 juta dollar AS. Perusahaan itu mengatakan akan menggunakan sisa aset kripto senilai 85 juta dollar AS mereka, termasuk beberapa BNB dan Avalanche untuk mendorong menyelamatkan UST.

“Kami masih membahas melalui berbagai metode distribusi, dan pembaruan akan segera menyusul,” kata Luna Foundation Guard, mengutip CNBC.

Frances Coppola, seorang ekonom independen mengatakan, UST adalah apa yang dikenal sebagai stablecoin algoritmik. Tidak seperti Tether dan USDC, yang menyimpan aset fiat sebagai cadangan untuk mendukung token mereka, UST mengandalkan serangkaian kode yang kompleks, ditambah dengan token mengambang (floating token) yang disebut LUNA, untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan serta menstabilkan harga.

Ketika UST mulai turun di bawah 1 dollar AS minggu lalu, LUNA juga mulai banyak terjual, menghasilkan lingkaran yang menyebabkan UST terjun ke kurang dari 30 sen sementara LUNA menjadi tidak berharga lagi.

“Masalah besar ketika Anda berurusan dengan stablecoin yang sebagian dijaminkan seperti UST adalah, jaminan Anda (bitcoin), yang jauh lebih berharga bagi investor daripada token, seperti LUNA,” kata Frances Coppola.

Perusahaan analitik Blockchain Elliptic memperkirakan pemegang UST dan LUNA telah kehilangan total 42 miliar dollar AS selama seminggu terakhir. Analisis dari perusahaan menunjukkan, 52.189 bitcoin dipindahkan ke satu akun di bursa kripto Gemini, atau sementara 28.205 bitcoin selanjutnya ditransfer ke Binance.

Baca juga: Mengenal Terra LUNA, Sempat Masuk Jajaran Market Cap Tertinggi Pasar Kripto, Kini Tak Bernilai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com