Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Blockchain, Teknologi yang Dapat Dukung Perekonomian Nasional

Kompas.com - 20/05/2022, 19:09 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah blockchain belakangan ramai digunakan, seiring dengan semakin tingginya akseptasi aset digital seperti kripto. Teknologi ini dimanfaatkan, dengan tujuan menciptakan efisiensi serta melengkapi sistem perekonomian saat ini.

Saat ini, banyak pengembang atau developer lokal juga tengah membangun proyek yang didasari oleh teknologi blockchain. Hal ini untuk menyambut kesiapan perekonomian terutama di sektor industri digital.

Meskipun sudah ramai dibicarakan, belum semua orang mengenal teknologi yang mendukung transaksi aset kripto tersebut. Sebenarnya, apa itu teknologi blockchain?

Baca juga: Minat Kripto Makin Tinggi, Ekosistem Blockchain di Indonesia Tumbuh Pesat

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, blockchain dapat diibaratkan sebagai sebuah buku besar yang mana di dalamnya terdapat catatan historis sebuah data dan bersifat transparan. Dengan adanya teknologi blockchain bukan tidak mungkin ini bisa turut memajukan industri di Indonesia.

"Sifatnya yang bisa diterapkan di banyak sektor, aman karena memiliki proteksi yang tinggi dan sistem yang immutable (tetap dan tidak bisa diubah), efisien karena sistemnya yang terdesentralisasi, transparan, serta traceable dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat," tutur dia, dalam keterangannya, Jumat (20/5/2022).

Lebih lanjut Ia menjelaskan, teknologi blockchain memiliki beberapa use case yang bisa digunakan diberbagai macam industri. Contohnya, dalam industri perbankan yang bisa diterapkan untuk transaksi perbankan antar negara, sektor pemerintahan untuk digitalisasi pencatatan dokumen kependudukan atau pencatatan bukti kepemilikan tanah dan properti.

Baca juga: Aturan Baru Pajak Layanan Fintech: Dari Pinjol, Uang Elektronik, Asuransi Online, Paylater, hingga Blockchain

"Tidak hanya itu, blockchain juga bisa diterapkan untuk sektor IoT seperti mobil self driving, sektor kesehatan untuk pencatatan rekam medis pasien sehingga ketika pasien berobat di rumah sakit yang berbeda, datanya bisa tercatat karena sistem blockchain yang terdesentralisasi ataupun sektor seni dalam bentuk NFT," ujar Oscar.

Meskipun memiliki sejumlah manfaat, namun masih ada beberapa hambatan yang dirasa harus diselesaikan terlebih dahulu dalam pengembangan blockchain, di mana utamanya ialah edukasi dan literasi.

Oscar menilai, saat ini lebih banyak orang yang mengetahui kripto, dibanding teknologi yang digunakannya. Padahal, meskipun saling berhubungan, kedua teknologi itu sangat berbeda.

"Jika masyarakat makin mengenal teknologi blockchain, saya yakin masyarakat akan semakin terbuka terhadap teknologi ini karena melihat sifat serta kelebihannya yang banyak memberikan benefit,” tutup Oscar.

Baca juga: Jokowi Minta Digital Talent Bidang AI, Blockchain, hingga Marketing di Luar Negeri Balik ke Tanah Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com