Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Subsidi BBM hingga Pengendalian Pangan, BI: Belum Perlu Naikkan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 18/08/2022, 18:32 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan kenaikan suku bunga acuan masih belum diperlukan.

Pasalnya, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih stabil lantaran ada subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan harga pangan masih terkendali sehingga tingkat inflasi masih terjaga tetap rendah di level 4,94 persen di Juli 2022.

"Karena tadi ada subsidi (BBM), ada pengendalian pangan sehingga dari sisi kebijakan suku bunga tidak perlu buru-buru naikkan suku bunga sehingga masih bisa menjaga stabilitas mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya saat konferensi pers virtual di YouTube Bank Indonesia, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Kapan Kemungkinan BI Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan?

Selain itu, BI menilai kinerja penyaluran kredit oleh perbankan masih tetap besar sehingga kenaikan suku bunga acuan masih belum diperlukan.

Kinerja kredit perbankan yang masih baik ini dijaga oleh upaya BI dalam menjaga likuiditas supaya tidak berlebih dan tidak kurang agar perbankan dapat terus salurkan kredit.

"Alhamdulillah perbankan sekarang sudah lebih dari 10 persen, UMKM malah lebih dari 16 persen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami juga sementara ini belum perlu untuk menaikkan suku bunga," ucapnya.

Sebagai informasi, suku bunga acuan BI hingga saat ini berada di level 3,5 persen. Suku bunga yang rendah ini belum bergerak sejak Februari 2021.

Padahal bank sentral AS sudah menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) sebanyak 4 kali sejak tahun 2022, di mana pada Maret naik 0,25 persen, Mei naik 0,50 persen, Juni naik 0,75 persen, dan Juli 0,75 persen. Kini suku bunga acuan AS sudah berada di level 2,25-2,5 persen.

Baca juga: Sebut Indonesia Terancam Hiperinflasi hingga 12 Persen, Ketua MPR: Kita Tidak Boleh Lalai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com