Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subholding Sawit PTPN III Bakal IPO, Bidik Dana Segar Hingga Rp 10 Triliun

Kompas.com - 22/08/2022, 17:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero), menyiapkan subholding sawit, Palm Co untuk mengelola produk komoditas mencakup sawit, karet dan teh. Pembentukan subholding tersebut dalam rangka perusahaan mendapatkan akses permodalan di pasar saham melalui Initial Public Offering (IPO).

“Dari perhitungan saya Rp 5-10 triliun itu diproyeksikan dari IPO itu,” kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani di Jakarta, Senin (22/8/2022).

Ghani mengungkapkan, proses pembentukan subholding tersebut paling lambat akan selesai pada Oktober 2022. Adapun tujuan dari IPO ini menjadikan perusahaan subholding kelapa sawit Palm Co sebagai perusahaan sawit terbesar di dunia.

Baca juga: Sebelum IPO, Bio Farma Berencana Bentuk Holding

“Nanti kelapa sawit kita targetkan dari hulu ke hilir, di tahun 2030 menjadi perusahaan terbesae sawit di dunia, sekarang kita 550.000 ha, kita akan ekspansi dan konversi semua, targetnya hampir 700.000 ha menjadi milik PTPN di tahun 2030,” ungkap dia.

Ghani mengungkapkan, tujuan transformasi PTPN III adalah memperkuat peran PTPN dalam kaitannya dengan kemandirian pangan. Fokus komoditinya adalah minyak goreng atau kelapa sawit dan gula.

Untuk mencapai saasaran itu, PTPN III melakukan konsoldasi organisasi. Adapun subholding tersebut ditargetkan akan selesai akhir tahun. Adapun beberapa komoditas mencakup kelapa sawit, karet, dan teh akan masuk ke subholding sawit atau Palm Co.

Baca juga: Penjualan Sawit Moncer, PTPN Group Raup Laba Rp 3,86 Triliun

“36 pabrik gula yang ada menjadi Subholding Sugar Co, dan yang lainnya menjadi Supporting Co. Persiapan IPO tadinya mau akhir tahun ini, tapi berubah menjadi tahun depan. Mudah-mudahan kuartal II atau III tahun 2023,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, untuk konsolidasi gula menjadi Sugar Co, targetnya akan diselesaikan akhir bulan Agustus tahun ini, dari seluruh pabrik gula (Sugar Company), dan awal Oktober paling lambat sudah spon off, karena proses perjanjian sudah jalan.

“Kita fokus untuk gula ini mengingkatkan kapasitas PTPN dalam rangka memperkuat ketahanan nasional,” tegas dia.

Baca juga: PTPN Group Sudah Produksi dan Distribusi 40.000 Ton Minyak Goreng Selama Semester I-2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com