Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Masalah BBM dan Ancaman Stagflasi

Kompas.com - 25/08/2022, 16:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo kemungkinan akan menyampaikan pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Pertalite dan Solar dalam waktu dekat.

Sinyal kenaikan harga BBM terdengar dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat dengar pendapat dengan DPR, Selasa (22/8/22).

"Bapak Presiden sudah beberapa kali di berbagai kesempatan meminta kami di Kemenkeu untuk menghitung terus, seperti jumlah subsidi kemarin ya, terutama dua yang penting. Sebetulnya ada empat, yaitu pertalite, solar, LPG 3 kg dan listrik," kata Sri Mulyani.

Tiga alasan mendasar

Ditengarai ada tiga hal pokok yang membuat pemerintah merancang keputusan menaikkan harga BBM.

Pertama, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) yang masih tinggi.

Harga rata-rata minyak mentah utama pada Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 mengalami penurunan dipicu karena produksi minyak mentah global yang meningkat rata-rata 1,32 juta bopd menjadi 99,82 juta bopd pada Juni 2022.

Namun, menurut Pertamina, meski harga minyak mentah global bersifat fluktuatif, tetapi di Indonesia, saat ini, harganya masih cenderung tinggi.

Berdasarkan catatan Pertamina pula, harga rata-rata ICP per Juli 2022 berada di kisaran 106,73 dollar AS per barel atau lebih tinggi 24 persen daripada bulan Januari 2022.

Kendati demikian, Pertamina memastikan, 95 persen dari porsi BBM nasional seperti Pertamax, Pertalite dan Solar tidak ikut mengalami penyesuaian harga.

Sebab harga BBM komersial jenis Pertamina Dex, Dexlite dan Pertamax Turbo masih relatif kompetitif setelah dilakukan penyesuaian harga pada beberapa waktu lalu.

Kedua, tekanan pasar global dan negara-negara produsen. Saat ini hampir lebih dari 50 persen pasokan minyak dunia berada di Timur Tengah dan berpusat di 5 negara, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Kuwait dan Qatar.

Negara-negara tersebut cenderung diwarnai oleh tensi geopolitik yang tinggi, pasar global khawatir suplai minyak akan berkurang.

Namun, tak dapat pungkiri perang di Ukraina terus berdampak pada harga minyak mentah global. Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan volatilitas pasar minyak global.

Pada awal invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak mentah menembus 130 dollar AS per barel pada Maret 2022, tertinggi sejak 2008.

Walau sempat turun menjadi sekitar 100 dollar AS per barel pada April, tetapi harganya naik lagi melampaui 100 dollar AS per barel menyusul kebijakan parsial Uni Eropa (UE) melarang impor minyak Rusia pada bulan Mei.

Sementara banyak lembaga, termasuk Bank Pembangunan Asia, memproyeksikan harga minyak yang jauh lebih tinggi pada 2022, dibandingkan dengan 2021.

Memang, Arab Saudi baru-baru ini setuju untuk meningkatkan pasokan sebesar 200.000 barel per hari, tetapi produsen minyak AS enggan untuk meningkatkan produksi.

Sementara minyak dari Rusia sulit disalurkan ke berbagai negara karena gangguan rantai pasokan dan kenaikan biaya akibat perang yang sedang berkecamuk.

Satu faktor lain yang memengaruhi harga minyak adalah penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi lima minggu terakhir.

Pada satu sisi, tentu saja penguatan dollar AS bisa membatasi kenaikan harga minyak mentah ke titik yang lebih tinggi lagi. Namun, hal itu membuat minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain, seperti dalam Rupiah Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com