Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bendungan Kering, Jurus Jokowi Kendalikan Banjir di Jakarta

Kompas.com - 23/12/2022, 18:37 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pernah mendengar bendungan kering atau dry dam? Istilah tersebut bisa jadi masih asing di telinga banyak orang. Berbeda dengan bendungan pada umumnya, bendungan kering merupakan waduk yang memang sengaja tidak dialiri atau digenangi air.

Sesuai namanya, penampakan bendungan ini juga lebih sering terlihat kering. Bendungan ini baru akan digenangi air pada saat puncak musim hujan.

Contoh dua bendungan kering adalah Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, keduanya berada di Kabupaten Bogor yang merupakan daerah hulu sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta.

Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Jumat (23/12/2022).

Baca juga: Konsep ala Anies Kodrat Air Hujan Dialirkan ke Tanah Bakal Diterapkan di IKN

Jokowi menyebut, selain untuk pengendalian banjir, kedua bendungan kering pertama di Indonesia tersebut juga memiliki potensi wisata yang besar. Jika dijadikan objek wisata, kedua Bendungan diharapkan bisa menjadi edukasi wisata lingkungan.

Dengan biaya APBN mencapai Rp 1,3 triliun, kedua bendungan ini diharapkan bisa mengatasi banjir yang rutin mampir di 12 kelurahan di sepanjang aliran Kali Ciliwung di DKI Jakarta.

“Menghabiskan anggaran Rp 1,3 triliun dan bisa menampung kurang lebih 6,05 juta meter kubik (air). Kurang lebih nanti 12 kelurahan yang akan menjadi tidak terdampak lagi karena ada waduk Ciawi dan Sukamahi ini," kata Jokowi saat peresmian.

Mengenal bendungan kering

Mengutip laman publikasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bendungan kering tidak dibuat untuk keperluan irigasi atau air baku, tetapi untuk pengendalian banjir.

Baca juga: Hingga Lengser, Anies Belum Bisa Penuhi Janjinya Jual Saham Bir Anker

Saat hujan datang, bendungan ini akan menampung air dan memperlambat aliran air hujan ke daerah yang rendah.

Baik Bendungan Ciawi maupun Bendungan Sukamahi, merupakan bendungan kering pertama yang ada di Indonesia, fungsinya untuk mengurangi resiko banjir Jakarta.

Pembangunan kedua bendungan tersebut merupakan upaya Pemerintah di hulu Sungai Ciliwung untuk mengurangi kerentanan kawasan strategis nasional (KSN) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dari bencana banjir.

Dua bendungan kering yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane juga merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta.

Baca juga: Baru 3 Bulan Menjabat, Dirut MRT Jakarta Pilihan Anies Sudah Dicopot

Dengan dibangunnya kedua waduk tersebut turut berkontribusi mengurangi debit banjir di hulu Ciliwung sekitar 30 persen.

Kedua bendungan tersebut didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan dua bendungan kering pertama di Indonesia, yaitu Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor pada Jumat (23/12/2022).Dok. Kementerian PUPR Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan dua bendungan kering pertama di Indonesia, yaitu Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor pada Jumat (23/12/2022).

Selain itu bendungan juga bermanfaat untuk konservasi air dan pengembangan potensi pariwisata di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Kontrak pembangunan Waduk Ciawi sendiri ditandatangani pada 23 November 2016 antara Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dengan kontraktor PT Brantas Abipraya-Sacna KSO dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 757,8 miliar melalui kontrak tahun jamak (multi years).

Waduk ini menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,45 juta m3.

Sementara penandatanganan kontrak pembangunan Waduk Sukamahi dengan daya tampung 1,68 juta m3, senilai Rp 436,97 miliar dilakukan pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Baca juga: Rentetan Kecelakaan Kerja di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com