JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmennya untuk melakukan hilirisasi terhadap berbagai komoditas sumber daya alam (SDA) nasional. Ini akan terus dilakukan meskipun dalam prosesnya pemerintah mendapatkan tekanan.
Seiring dengan melimpahnya SDA yang ada di Indonesia, Jokowi mengatakan, hilirisasi menjadi prioritas investasi nasional. Menurutnya, hilirisasi menjadi upaya pemerintah dalam menyambut ekonomi baru di masa depan.
"Meskipun muncul berbagai tantangan dalam hilirisasi sumber daya alam kita, kita akan tetap tegak berdiri, kita tidak akan goyah oleh tekanan-tekanan," kata Jokowi, dalam video yang ditayangkan pada acara, Saratoga Investment Summit 2023, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Bertemu Presiden, Industri Perbankan Komitmen Dukung Hilirisasi Industri Berbasis SDA
Lebih lanjut orang nomor 1 RI itu bilang, sampai dengan saat ini pemerintah telah menghentikan ekspor komoditas bijih nikel dan bauksit. Larangan ini rencananya akan diperluas guna memaksimalkan upaya hilirisasi pemerintah.
"Selanjutnya timah, tembaga, dan lain-lain," ujar Jokowi.
Lewat hilirisasi, Jokowi menambahkan, perekonomian Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari nilai tambah yang dihasilkan. Selain menambah nilai produk akhir dari komoditas, hilirisasi juga akan membuka lapangan kerja baru.
"(Hilirisasi) bisa memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: Usai Larang Ekspor Bijih Nikel, Jokowi Akan Larang Ekspor Bijih Bauksit Mulai Juni 2023
Dalam rangka hilirisasi tersebut, Jokowi pun mengajak investor untuk menempatkan dananya di Tanah Air.
Sektor ekonomi hijau disebut menjadi sektor yang potensial dalam pengembangan komoditas Tanah Air.
"Seperti pengembangan ekosistem mobil listrik, energi baru terbarukan, kawasan industri hijau, dan industri hemat energi yang ramah lingkungan," tuturnya.
Baca juga: Sebut Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Tertinggi Sedunia, Jokowi: Karena Hilirisasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.