NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan retail asal Amerika Serikat GAP berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 1.800 karyawannya.
Langkah ini diambil agar perusahaan retail ini dapat memangkas biaya operasional. PHK ini akan berdampak pada pekerja korporat perusahaan.
Sedikit catatan, Gap memiliki sekitar 95.000 karyawan secara global. Adapun sebanyak 9 persen dari jumlah tersebut adalah staf korporat.
Baca juga: Gelombang PHK Disney Berlanjut, Bakal Pangkas 7.000 Karyawan
Dilansir dari CNN, GAP yang juga menaungi jenama fesyen macam Old Navy, Banana Republic, dan Athleta menyebut, pemotongan tersebut akan menghasilkan penghematan tahunan sekitar 300 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,39 triliun (kurs Rp 14.650 per dollar AS) bagi perusahaan.
Gelombang PHK kali ini menjadi yang kedua kalinya dilakukan GAP dalam beberapa bulan terakhir. Pada September 2022, GAP telah memangkas sekitar 500 pekerja perusahaan.
Perusahaan memang sedang menghadapi beberapa tantangan, termasuk persaingan yang meningkat dan berakhirnya kemitraan pakaian dengan Ye, sebelumnya dikenal sebagai Kanye West.
GAP juga terus beroperasi tanpa adanya seorang CEO setelah sebelumnya mengundurkan diri pada Juli lalu. Saham GAP telah turun 23 persen dalam setahun belakangan.
Sebagai informasi, banyak perusahaan besar Amerika Serikat yang memangkas pekerjanya beberapa bulan terakhir sepeerti Tyson Foods, 3M, dan Lyft.
Banyaknya PHK ini diumumkan saat pasar kerja di AS mulai melambat.
Baca juga: Di Tengah Isu PHK, Bos Google Sundar Pichai Kantongi Pendapatan Rp 3,37 Triliiun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.