Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rahayu Widayanti
Direktur Riset

Berpengalaman dalam riset dan konsultasi pasar selama lebih dari 20 tahun

Layanan E-commerce Mendominasi Pasar Ekonomi Digital Indonesia

Kompas.com - 04/05/2023, 12:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

EKONOMI digital di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan hasil studi Google, Temasek, dan Bain, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 1.147 triliun tahun 2022, atau sekitar 6 persen dari total PDB Indonesia tahun tersebut.

Angka itu menunjukkan, pertumbuhan 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai itu sendiri meraup hampir 40 persen pangsa pasar ekonomi digital di Asia Tenggara. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, nilai itu sudah meningkat hampir dua kali lipat. Perkembangan yang sungguh pesat!

Sekarang ini, sekitar 30 persen ekonomi Indonesia sudah berbasis digital dan dipastikan akan meningkat terus ke depannya. Ekonomi berbasis digital memberi warna baru terhadap perkembangan industri. Banyak perubahan yang terjadi di berbagai sektor dengan diterapkannya teknologi digital.

Baca juga: Kembangkan Platform Marketplace Pemerintah, LKPP Optimis Bisa Jadi Raja E-Commerce Indonesia

Di luar sektor keuangan, empat sektor bisnis digital terbesar adalah e-commerce, transportasi dan makanan, media online, dan layanan perjalanan online (online travel agent). Keempat layanan ini berkembang pesat seiring dengan meningkatnya adopsi digital, terutama di kalangan generasi muda dan masyarakat yang tinggal di kota-kota kecil.

Layanan E-Commerce

Sektor e-commerce ditaksir bernilai Rp 883 triliun tahun 2022 atau 77 persen dari total nilai ekonomi digital. Sektor ini tumbuh 22 persen dari tahun sebelumnya. Kemudahan dalam berbelanja melalui e-commerce serta banyaknya aktivitas promosi yang gencar dilakukan oleh hampir seluruh e-commerce besar menjadi pendorong masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut.

Di dunia e-commerce dikenal Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional). Semula kegiatan ini dilakukan pada 12 Desember (12.12), kemudian 11 November (11.11). Karena respon konsumen yang luar biasa, kini, kegiatan promosi ini dilakukan setiap bulan dari 1.1 sampai 12.12.

Semula, tujuan diadakannya Harbolnas adalah untuk edukasi belanja online. Di tahun-tahun pertama Harbolnas, potongan harga yang ditawarkan begitu diminati konsumen sehingga omzet naik berkali-kali lipat!

Tahun 2015, pada penyelenggarkan Harbolnas ke-4, omzet masih naik 8 kali lipat. Sekarang, setelah edukasi berhasil dan masyarakat sudah terbiasa belanja online, acara ini menjadi acara rutin “promosi besar-besaran”.

Pada Harbolnas 2020, kenaikan omzet hanya 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tentu hal itu tak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang mengikis daya beli masyarakat.

Promosi lain berupa voucher dan bebas ongkos kirim. Pembeli dapat menggunakan voucher gratis ongkos kirim dari pihak e-commerce ataupun diskon harga barang dari merchants. Cara ini dilakukan agar pembeli loyal melakukan transaksi di e-commerce.

Dalam beberapa tahun terakhir, layanan itu berkembang sangat pesat. Nilai transaksi e-commerce di tahun 2022 mencapai Rp 476 trilliun, meningkat 19 persen dari tahun sebelumnya.

Dibandingkan sebelum pandemi, transaksi tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat. Pandemi memberikan dampak positif bagi sektor ini, terjadi peningkatan jumlah pengguna e-commerce serta pelaku usaha di dalamnya. Hal tersebut terjadi karena adanya perpindahan masyarakat untuk berbelanja secara daring karena dibatasi untuk berbelanja di toko retail.

Ilustrasi e-commerce yang dapat diakses melalui website dan aplikasi.Dok. Shutterstock Ilustrasi e-commerce yang dapat diakses melalui website dan aplikasi.
Layanan Transportasi dan Makanan

Layanan transportasi dan makanan menyumbang porsi terbesar kedua dengan nilai Rp 115 triliun atau 11 persen dari nilai ekonomi digital tahun 2022. Nilai ini meningkat 33 persen dibandingkan sebelum pandemi.

Perkembangan transportasi dan pesan antar makanan secara digital memberikan kemudahan serta keterjangkauan bagi masyarakat. Selama pandemi, layanan antar makanan secara online meningkat signifikan karena banyaknya restoran yang beralih ke layanan tersebut.

Berbeda dengan layanan antar makanan, transportasi online menurun drastis karena banyaknya orang yang menghindari berpergian ke luar rumah. Penyedia layanan seringkali memberikan promosi ‘gila-gilaan’ untuk menarik pengguna baru serta memelihara kesetiaan pengguna lama.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com