Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh "Game Changer" agar Indonesia Jadi Negara Maju

Kompas.com - 20/06/2023, 13:04 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan 7 game changer agar Indonesia jadi negara maju pada 2045.

"Saya juga menekankan bahwa Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi untuk menjadi negara maju di tahun 2045. Transformasi ekonomi dilakukan dengan 7 game changer berikut," kata Suharso dalam unggahan di Instagram pribadinya @suharsomonoarfa, Selasa (20/6/2023)

Tujuh game changer tersebut yakni pertama, peningkatan anggaran ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi termasuk swasta dan menuju komersialisasi oleh industri. Kedua, industrialisasi hilirisasi komoditas unggulan hingga produk akhir dan industri padat karya terampil, padat teknologi dan inovasi serta berorientasi ekspor.

Baca juga: Wamen LH: Pengolahan Limbah Indonesia Tidak Kalah dengan Negara Maju

 

Ketiga, sumber pertumbuhan ekonomi baru meliputi ekonomi biru, bioekonomi, dan ekonomi kreatif berbasis kekayaan budaya dan intelektual. Keempat, percepatan transisi energi berkeadilan menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara berkelanjutan didukung jaringan listrik terintegrasi serta transportasi hijau.

Kelima, superplatform untuk mempercepat transformasi digital dan produksi talenta digital. Keenam, integrasi infrastruktur konektivitas dengan kawasan pertumbuhan ekonomi. Ketujuh, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Saat ini kata Suharso, Indonesia sudah memiiki modal besar dalam pembangunan. Hal itu juga ia sampaikan dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Senin (20/6/2023).

Baca juga: China Tolak Dilabeli sebagai Negara Maju, Apa Alasannya?

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Suharso Monoarfa (@suharsomonoarfa)

 

"Saya mengungkapkan kekayaan maritim Indonesia sebagai modal penting dalam pembangunan ketika menghadiri rapat Bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan hari ini (Senin)," kata dia.

"Saya mengatakan, 16 persen terumbu karang dunia ada di Indonesia. Indonesia juga memiliki potensi perikanan tangkap sebanyak 12 juta ton," sambungnya.

Selain itu, modal penting lainnya dalam pembangunan yakni Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yang mencapai 3,36 juta hektar, dan 25.000 spesies tanaman berbunga, yang mewakili 10 persen spesies bunga dunia.

Baca juga: 5 Strategi Bappenas Siapkan Kualitas SDM RI Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara maju pada 2045. Pemerintah menargetkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,8 triliun dollar AS. PDB Indonesia ditargetkan masuk kedalam 5 besar PDB dunia.

Target lainnya yakni Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 30.300 dollar AS, jumlah kelas menengah menjadi 80 persen, dan rata-rata pertumbuhan investasi sebesar 6,8 persen.

Sementara itu, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ditargetkan sebesar 4,6, kontribusi manufaktur terhadap PDB sebesar 28 persen, kontribusi manufaktur terhadap tenaga kerja sebesar 25,2 persen, dan PDB yang berasal dari sektor maritim sebesar 17,5 persen.

Baca juga: Bandingkan Defisit APBN RI dengan Negara Maju, Kemenkeu: Cukup Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com