Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Belum Mampu Bangkit di Awal Perdagangan

Kompas.com - 21/06/2023, 09:37 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (21/6/2023). Demikian juga dengan Mata Uang Garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 09.06 WIB, IHSG berada di level 6.658,62 atau turun 1,8 poin (0,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level 6.660,45.

Sebanyak 198 saham melaju di zona hijau dan 136 saham di zona merah. Sedangkan 219 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 328,3 miliar dengan volume 713,3 juta saham.

Baca juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Sementara itu, bursa Asia pagi ini mixed dengan penurunan Hang Seng Hongkong 1,7 persen (334,3 poin) pada level 19.272,75, dan Shanghai Komposit di level 3.220,31 atau melemah 0,6 persen (20,05 poin). Sementara itu, Nikkei menguat 0,15 persen (51,2 poin) di posisi 33.440,1, dan Strait Times berada di level 3.222 atau naik 0,05 persen (1,7 poin).

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG saat ini masih terlihat belum beranjak dari fase konsolidasi sedangkan sentimen jelang rilis data tentang tingkat suku bunga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola gerak IHSG.

“Momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian terutama untuk emiten emiten yang memiliki fundamental kuat, hari ini IHSG berpotensi melemah,” kata William dalam analisisnya.

Baca juga: Bursa Saham AS Ditutup Merah, Ini Penyebabnya

 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg pukul 09.11 WIB, rupiah bergerak pada level Rp 15.025 per dollar AS, atau turun 20 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.005 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi merespons pernyataan ketua The Fed, Jerome Powel mengenai prospek kebijakan suku bunga acuan AS ke depan masih membayangi pergerakan dollar AS di pasar.

“Potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini. Peluang pelemahan ke arah Rp 15.050 per dollar AS dengan potensi support di kisaran Rp 14.950 per dollar AS,” ujar Ariston.

Sementara itu, data perumahan AS yaitu izin membangun bulan Mei dirilis mengalami pertumbuhan lebih bagus dari ekspektasi, mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya. Pelaku pasar juga menantikan testimoni Jerome Powell di hadapan Kongres yang akan berlangsung malam ini dan besok malam.

Baca juga: Resmi Tercatat di BEI, Bagaimana Pergerakan Saham Anak Usaha Group Bakrie, VKTR?

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com