Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Akhirnya Indonesia Naik Kelas, Haruskah Kita Gembira?

Kompas.com - 06/07/2023, 14:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUDAH sejak lama Indonesia diprediksi bakal naik kelas. Pandemi menjadi salah satu ganjalan utama dalam dua tahun belakangan ini.

Pendapatan nasional bruto alias Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia naik sekitar 9,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), yaitu menjadi 4.580 dollar AS. Sedangkan pada 2021, GNI per kapita nasional masih 4.170 dollar AS.

Maka berdasarkan data Bank Dunia terbaru, pada 2022 Indonesia naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah-atas (upper-middle income) dari sebelumnya golongan negara berpendapatan menengah-bawah (lower-middle income).

Atau dengan kata lain, naik kelasnya status ekonomi Indonesia tersebut karena sejak Februari 2023 lalu, seperti dicatat Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pendapatan per kapita penduduk Indonesia sudah mencapai 4.783,9 dollar AS atau Rp 71 juta per tahun, naik 13,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Indonesia dianggap memiliki GNI per kapita yang sangat dekat dengan ambang pendapatan menengah-atas pada 2021, dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang rendah pada 2022, sudah cukup untuk membawa Indonesia naik kelas.

Perubahan kategori pendapatan Indonesia terjadi karena perekonomian nasional tumbuh 5,3 persen (yoy) pada 2022.

Meskipun naik kelas, GNI per kapita Indonesia pada 2022 justru turun menjadi peringkat ke-5 di Asia Tenggara. Namun, tetap saja itu menjadi berita gembira.

Kenaikan kelas itu diumumkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara.

Status tiap negara diukur berdasarkan besaran standar tertentu. Suatu negara berstatus berpenghasilan menengah atas apabila Gross National Income (GNI) atau pendapatan per kapita nasional-nya berada pada kisaran 4,046 dollar AS hingga 12.535 dollar AS per tahun.

Sedangkan di atas angka tersebut, GNI per kapitanya termasuk kategori negara berpenghasilan tinggi alias negara maju.

Sedangkan Indonesia berada di posisi tengah, atau lower middle income country. Negara-negara dengan kisaran GNI per kapita di antara 1.036 dollar AS per kapita sampai dengan 4.055 dollar AS per tahun.

Dan kategori di bawahnya, yaitu negara dengan pendapatan per kapita per tahun di bawah 1.036 dollar AS diklasifikasikan sebagai negara miskin alias poor country.

Dalam kenyataanya justru negara-negara berpenghasilan menengah menjadi mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi dunia karena besaran populasi, artinya juga “pasar besar”.

Naik kelas untuk siapa?

Apakah kabar gembira kenaikan itu layak dirayakan oleh semua orang, termasuk para pelaku UMKM? Apa dampak signifikan dari kenaikan kelas itu sebenarnya?

Karena bukan rahasia lagi jika hanya segelintir kekuatan ekonomi yang terdampak positif dari kenaikan status ekonomi Indonesia tersebut.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com