Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Bangkit, Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 10/07/2023, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (10/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.04 WIB, IHSG berada pada level 6.746,28 atau naik 29,8 poin (0,44 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.716,45.

Sebanyak 241 saham melaju di zona hijau dan 121 saham di zona merah. Sedangkan 227 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 293,7 miliar dengan volume 953,28 juta saham.

Bursa Asia pagi ini mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 1,7 persen (315,46 poin) bergerak di level 18.,681,16, Shanghai Komposit menguat 0,54 persen (17,1 poin) melaju di level 3.213,72, dan Strait Times pada level 3.152,08 atau naik 0,4 persen (12,6 poin). Sementara itu, Nikkei melemah 0,65 persen (210,7 poin) dan bergerak pada level 32.177,69.

Baca juga: Mampukah IHSG Bangkit? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebelumnya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, hari ini IHSG akan menguat. Dia bilang, peluang pergerakan IHSG hingga saat ini masih terlihat belum akan beranjak dari fase konsolidasi wajar ditengah minimnya sentimen.

"Masa pembagian dividen dari emiten masih menjadi penopang pergerakan IHSG hingga saat ini, potensi penguatan juga masih terbuka mengingat data data perekonomian menunjukkan kondisi perekonomian yang masih stabil," kata William Surya Wijaya dalam analisisnya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah berada pada level Rp 15.150 per dollar AS, atau turun 7 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.142 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan IHSG dibayangi oleh sentimen The Fed. Dari survei CME FedWatch tool, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS di bulan Juli ini sangat tinggi sekitar 92 persen, lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang di kisaran 86 persen.

“Kelihatannya pasar sudah sangat yakin terhadap kenaikan suku bunga acuan di bulan ini. Sementara Data ekonomi AS yang dirilis belakangan ini hasilnya beragam, ada yang mendukung peluang kenaikan suku bunga acuan selanjutnya dan ada yang menurunkan kemungkinan tersebut,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, jika berpegang pada pernyataan Gubernur Bank Sentral AS suku bunga belum akan dipangkas dan ada potensi kenaikan dua kali tahun ini. Ariston memperkirakan, hari ini rupiah bisa melemah ke arah Rp 15.150 per dollar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp 15.100 per dollar AS.

Baca juga: Ini 5 Saham LQ45 yang Banjir Cuan dalam Sepekan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com