Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Proyeksikan Setoran PNBP Bakal Lampaui Target, Ini Alasannya

Kompas.com - 12/07/2023, 21:31 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan, pendapatan negara yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 515,8 triliun hingga akhir 2023. Nilai ini setara dengan 116,9 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023, yakni sebesar Rp 441,4 triliun.

Optimisme itu diusung oleh Kemenkeu dengan melihat realisasi PNBP yang tumbuh pesat pada paruh pertama 2023. Tercatat realisasi PNBP telah mencapai Rp 302,1 triliun atau setara 68,5 persen dari target yang ditentukan, atau tumbuh 5,9 persen secara tahunan.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, setoran PNBP pada awal 2023 masih menikmati momentum harga tinggi komoditas mineral batu bara (minerba) yang terjadi pada tahun lalu.

Baca juga: Polri Minta Penerbitan SIM Tidak Dikenakan PNBP, Ini Tanggapan Kemenkeu

Data Kemenkeu menunjukkan, realisasi PNBP SDA non migas mencapai Rp 78,3 triliun hingga akhir Juni. Realisasi ini melesat 94,7 persen secara tahunan.

"Jadi sekitar triwulan pertama, sampai April, Mei, masih menikmati harga tinggi dari minerba. Beberapa karena karakter kontrak dari mereka jangka panjang, sehingga masih menggunakan harga (komoditas) yang relatif tinggi," ujarnya, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Meskipun demikian, Kemenkeu sebenarnya sudah mulai berhati-hati akan potensi penurunan PNBP yang berasal dari SDA. Pasalnya, berbagai harga komoditas sudah mulai mengalami normalisasi.

Setoran PNBP SDA minyak dan gas (migas) bahkan sudah mengalami kontraksi. Tercatat realisasi PNBP SDA migas merosot 19,9 persen menjadi Rp 60,1 triliun.

"Komoditas ini susah sekali dilakukan prediksi," kata Isa.

Menurut Isa, salah satu kontributor utama setoran PNBP pada tahun ini akan berasal dari dividen BUMN. Setoran keuntungan dari perusahaan pelat merah memang tercatat terus mengalami kenaikan. Pada Juni lalu, setoran PNBP dividen telah mencapai Rp 42,4 triliun, naik 19,4 persen secara tahunan.

Baca juga: Kemenkeu Blokir Layanan Ratusan Perusahaan yang Tunggak Pembayaran PNBP

Selain itu, setoran PNBP sejumlah kementerian/lembaga (K/L) diproyeksi meningkat. Isa menyebutkan salah satu layanan K/L yang berpotensi memberikan kontribusi besar terhadap PNBP ialah layanan administrasi hukum.

"Karena aktivitas ekonomi sudah cukup bebas, orang berpergian sudah cukup banyak, selain itu juga ada beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah, Kemenkumham, dan sebagainya," tutur dia.

Jika dilihat, realisasi PNBP lainnya, yakni gabungan PNBP K/L dan penjualan hasil tambang serta domestic market obligation (DMO), mencapai Rp 83 triliun hingga Juni. Realisasi tersebut terkoreksi 5,5 persen secara tahunan.

Akan tetapi, PNBP K/L sendiri sebenarnya masih mengalami kenaikkan. Tercatat realisasi PNBP K/L sebesar Rp 58,9 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 56,2 triliun.

Dengan melihat berbagai tren tersebut, Kemenkeu optimis, setoran PNBP bakal melampaui target, meskipun harga komoditas mulai mengalami penurunan atau normalisasi.

Baca juga: 63 Kementerian/Lembaga Tunggak Setoran PNBP ke Kas Negara, Nilainya Capai Rp 27,64 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com