Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Tiru Vietnam dan Thailand Terkait Insentif Kendaraan Listrik

Kompas.com - 25/07/2023, 14:46 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia akan meniru Thailand dan Vietnam dalam menetapkan insentif kendaraan listrik.

Luhut juga belum bisa memastikan apakah pemerintah akan menetapkan pajak untuk semua jenis kendaraan listrik yang akan diperjualbelikan di Indonesia.

Hanya saja menurut dia, pemerintah akan membuat pemberian insentif secara sederhana yang kemungkinan pemerintah memberikan insentif dalam bentuk potongan pajak.

Baca juga: Luhut Bakal ke California Temui Elon Musk, Tagih Realisasi Investasi Tesla

"Saya pikir insentif akan diselesaikan besok di rapat Kabinet, tetapi pada dasarnya kami membuatnya sederhana. Apa yang terjadi di Thailand apa yang terjadi di Vietnam, itu saya kira menjadi patokan kita dan melakukan beberapa penyesuaian di sana-sini," ujar Luhut dalam acara Nickel Conference 2023 di Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Luhut menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyarankan agar Indonesia banyak menjadikan kebijakan di negara tetangga sebagai patokan dan kemudian disesuaikan dengan apa yang terjadi di Indonesia.

"Presiden memberi saya tolok ukur instruksi yang sangat awal ke Thailand dan ke Vietnam dan negara-negara lain. Jadi tim saya di kantor saya melakukan ini. Jadi besok, mudah-mudahan update ini kita dapat persetujuan dari Presiden dan kemudian kita bisa promosikan di mana saja," kata Luhut.

Baca juga: Luhut Sebut 6 Cara Indonesia Jadi Negara Kuat dalam 30 Tahun ke Depan

Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan mengevaluasi kembali insentif motor listrik. Hal ini lantaran masih minimnya peminat terhadap motor ramah lingkungan tersebut.

"Ini kita mau ratas besok (soal insentif motor listrik), jadi mau finalkan," ujar Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditemui dalam acara Bursa Karbon di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Meski begitu, Luhut mengatakan aturan insentif motor listrik di Indonesia akan disesuaikan dengan aturan yang diterapkan oleh beberapa negara tetangga.

Baca juga: Luhut: KPK Telah Kantongi Nama Eksportir Nikel Ilegal

Dengan begitu diharapkan mampu menggaet masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik.

"Pada dasarnya, semua ketentuan insentif yang dibikin oleh negara sekitar kita, kita matching-kan bersama," katanya.

Penerimaan konsumen mengenai motor listrik bersubsidi terbilang lambat. Sejauh ini baru ada puluhan unit yang tersalurkan, dari target total 200.000 unit sampai akhir 2023.

Baca juga: Tanya Kepastian Investasi Tesla, Luhut Bakal Temui Elon Musk Agustus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com