Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkom Raih Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Semester I-2023

Kompas.com - 31/07/2023, 07:39 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 12,75 triliun pada semester I-2023. Angka ini turun 4,16 persen, dibanding dengan periode sama tahun 2022, sebesar Rp 13,31 triliun.

Meskipun laba bersih perseroan mengalami penurunan, emiten telekomunikasi BUMN itu mencatat pertumbuhan pendapatan. Pendapatan konsolidasian TLKM naik 2,1 persen menjadi Rp 73,5 triliun pada semester I-2033 dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 71,98 triliun.

Adapun pendapatan perseroan dikontribusi dari pertumbuhan kinerja dari segmen Data, Internet & IT Services sebesar 6,1 persen menjadi Rp 41,6 triliun. Sementara itu, dari bisnis IndiHome, pendapatan tumbuh 4 persen menjadi Rp 14,4 triliun, dan Interconnection sebesar Rp 4,5 triliun atau tumbuh 5,7 persen.

Baca juga: Laba Bersih Indosat Turun Saat Pendapatan Meningkat

"Komposisi pendapatan Telkom bergerak dinamis seiring dengan transformasi perusahaan di mana kontribusi pendapatan dari bisnis digital (digital business) terus meningkat, bersamaan dengan kontribusi pendapatan bisnis legacy mengalami penurunan. Pergeseran ini menunjukkan bahwa transformasi perusahaan berada pada jalur yang benar untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan sesuai perubahan bisnis," kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam siaran pers, Jumat (38/7/2023).

Sementara EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi)  mencapai Rp 38,4 triliun atau turun 2,7 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, Rp 39,44 triliun.

Pada segmen Fixed Broadband, IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp 14,4 triliun atau tumbuh 4 persen YoY dengan total kontribusi terhadap pendapatan perseroan mencapai 19,6 persen. Hingga akhir Juni 2023 IndiHome melayani 9,5 juta pelanggan atau tumbuh 7,2 persem dibanding periode yang sama tahun lalu dengan ARPU yang relatif stabil.

Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan Rp 44 triliun yang didominasi oleh kinerja Digital Business yang terus menguat sebesar 7,4 persen YoY menjadi Rp 37,7 triliun dengan kontribusi 85,6 persen dari total pendapatan perusahaan yang pada tahun sebelumnya sebesar 80,5 persen.

Segmen enterprise mencatat kinerja ciamik dengan pendapatan Rp 9,3 triliun atau tumbuh 6,7 persen YoY, di mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi menjadi kontributor terbesar. Pertumbuhan kinerja segmen Enterprise meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu di mana hanya tumbuh 0,3 persen YoY.

Sementara itu, pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel masih menjadi tower provider terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 36.719 tower atau tumbuh 27,6 persen YoY dengan tenancy ratio dari 1,49x dari 1,46x pada kuartal pertama 2023. Mitratel membukukan laba bersih Rp 1,02 triliun pada semester I-2023, meningkat 14,7 persen YoY.

Sebagai informasi, hingga Juni 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan senesar Rp 15 triliun atau 20,5 persen dari total pendapatan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.

Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center. Sementara itu, belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT.

Baca juga: Telkom Kantongi Rp 1,6 Triliun dari Investasi di GOTO

Ririek mengatakan, kedepannya Telkom akan fokus dalam mempercepat langkah transformasi dengan stategi utama Five Bold Moves dan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui pengembangan infrastruktur. Salah satunya adalah akusisi tambahan spektrum frekuensi 2,1 Ghz dan 2,3 GHz demi mengamankan kapasitas dan kualitas layanan TelkomGroup di masa mendatang, yang berdampak pada peningkatan biaya (expense) yang tumbuh 2,9 persen YoY menjadi Rp 50,5 triliun.

"Kami yakin langkah tersebut merupakan investasi jangka panjang yang akan berdampak positif baik kepada layanan kepada pelanggan, kinerja hingga profitabilitas Telkom," lanjut Ririek.

Ririek juga menambahkan, perseroan akan terus melakukan pengembangan infrastruktur jaringan dan layanan, yang diharapkan berdampak pada peningkatan expense. Ririek bilang, pengembangan infrastruktur dan jaringan adalah good cost dan investasi jangka panjang sebagai upaya mendorong kinerja.

"Hasilnya mudah-mudahan akan dapat kita tuai bersama nanti. Telkom juga terus memacu pertumbuhan melalui new engine of growth dan kinerja yang kuat dari anak perusahaan. Ini menjadi bekal bagi kami untuk memperkuat fundamental dan profitabilitas perseroan,” tegas Ririek.

Baca juga: Hari Ini IndiHome Resmi Gabung Telkomsel, Dirut Telkom: Tidak Ada PHK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com