Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi soal Bonus Demografi: Kunci Produktivitas Nasional

Kompas.com - 16/08/2023, 11:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bonus demografi atau jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas), akan menjadi peluang besar meraih Indonesia Emas 2045.

Dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPR, Rabu (16/8/2023), Jokowi menyebut bonus demografi akan mencapai puncaknya di tahun 2030-an.

Bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia Emas 2045, 68 persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” kata Jokowi.

Baca juga: Tekankan Hilirisasi, Jokowi: Jadi Pemilik SDA Saja Tidak Cukup, Itu Akan Membuat Kita Menjadi Bangsa Pemalas

Namun kata dia, di sisi lain penting adanya international trust yang tinggi. Dia mengatakan, internasional trust yang dimiliki Indonesia saat ini dibangun bukan sekadar melalui gimik dan retorika semata. Melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap.

“Dengan international trust yang tinggi. Kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam bernegosiasi,” kata Jokowi.

“Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya. Sehingga strategi pertama untuk memanfaatkan kesempatan ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: IHSG Merah Jelang Pidato Kenegaraan Jokowi, Rupiah Menguat

Di saat yang sama SDM yang telah dipersiapkan harus mendapat lapangan kerja untuk bisa menghasilkan produktivitas nasional. Oleh karena itu kata Jokowi, Indonesia harus mengembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, yang memberikan nilai tambah sebesar-besarnya.

Tapi menurut Jokowi, kaya sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup, karena itu akan membuat Indonesia menjadi bangsa pemalas yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya. Tanpa ada nilai tambah, tanpa ada keberlanjutan.

Berdasar hitung-hitungannya, Jokowi memperkiraan dalam 10 tahun, pendapatan per kapita RI akan mencapai Rp 153 juta. Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita diperkirakan akan mencapai Rp 217 juta, dan dalam 22 tahun, pendapatan per kapita RI akan capai Rp 331 juta.

Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin, RI berada di angka Rp 71 juta. Artinya dalam 10 tahun lompatanya bisa 2 kali lipat lebih, dimana fondasi untuk menggapai itu semua sudah dimulai, di mana pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing.

Baca juga: Jokowi Berpotensi Umumkan Kenaikan Gaji PNS Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com