Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Tak Lagi Pakai Beras Curah 50 Kg untuk Operasi Pasar

Kompas.com - 28/08/2023, 16:35 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya tidak lagi menggunakan beras curah kemasan 50 kilogram untuk operasi pasar.

Namun pihaknya akan menggunakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Strategi (SPHP) yang sudah dibungkus dalam ukuran 5 kilogram. Alasannya agar meminimalisasi penyelewengan beras Bulog oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.

"Kalau dulu Bulog operasi pasar bentuk curah, itu hilang, hanya 10 persen ke pasar, paling banyak 20 persen. Sisanya dijual komersil. Jadi rakyat kecil tidak merasakan. Jadi sekarang operasinya bentuk packaging," ujar Budi Waseso saat mengunjungi Pasar Perumnas Klender di Jakarta, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Bulog Bakal Jual Beras SPHP Ukuran 1 Kilogram Seharga Rp 9.450

Menurut dia, langkah tersebut dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga. Sebab ketika operasi pasar menggunakan beras kemasan 50 kilogram, harga beras di pasar justru mahal.

"Pengalaman yang sudah-sudah dikala kita operasi pasar dengan beras isi 50 kilogram atau dengan bentuk curah apalagi sekarang beras Bulog premium, pasti jadinya harganya mahal di lapangan. Jadi masyarakat membelinya bukan beras murah tapi belinya jadi beras premium mahal ya di atas Rp 13.000 per kilogram," jelas dia.

"Sekarang ini kita lihat sendiri beras premium sampai ada yang Rp 16.000 hingga Rp 17.000. Nah ini langkah-langkah pemerintah untuk bagaimana menstabilkan harga, kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi, langsung menyentuh di lini-lini terdepan masyarakat," sambung Buwas.

Baca juga: Operasi Pasar, Bulog Masifkan Penyaluran Beras ke Pengecer hingga Ritel di Pasar

Selain itu, Buwas juga mengatakan pihaknya berencana akan menjual beras SPHP dalam ukuran 1 kilogram per kemasan. Dengan rencana tersebut nantinya masyarakat yang mungkin tidak mampu membeli beras SPHP ukuran 5 kilogram sekaligus, memiliki opsi untuk memenuhi kebutuhan berasnya.

Nantinya beras tersebut akan dijual langsung ke ritel tradisional dengan harga Rp 9.450 per kemasan.

"Ini sedang kita pikirkan. Jadi nanti Bulog juga akan membuat packaging (kemasan) yang 1 kilogram. Jadi masyarakat yang nanti enggak bisa beli 5 kilogram kita akan berikan yang 1 kilogram," kata Buwas.

Baca juga: Bapanas Minta Bulog Serap 250.000 Ton Jagung Tahun Ini

Sayangnya Buwas belum bisa memastikan kapan produk tersebut akan digelontorkan.

"Kita secepatnya. Pertama kita kan sudah punya produksinya yang 1 kilogram, tinggal nanti kita edarkan kebutuhan masyarakat seperti apa. Yang sekarang sudah ada memang beras komersil yang 1 kilogram," pungkasnya.

Baca juga: Bulog: Tidak Ada Tambahan Impor Beras untuk Antisipasi El Nino

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com