Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Bos PepsiCo, Bahlil Pamer Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalahkan AS

Kompas.com - 30/08/2023, 16:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, keputusan PepsiCo membangun pabrik manifaktur di Indonesia merupakan langkah tepat.

Sebab, kata dia, populasi penduduk Indonesia paling besar di kawasan Asia Tenggara yaitu hampir 250 juta penduduk.

Ia juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di atas negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.

"Pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen dan inflasi 4 persen membawa Indonesia menjadi pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia mengalahkan Amerika, Eropa, Korea dan Jepang," kata Bahlil dalam pidato sambutan "Peletakan Batu Pertama Pabrik PepsiCo Indonesia" di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Soal Cadangan Nikel di RI Menipis, Bahlil: Di Papua Masih Banyak

"Karena itu menurut saya alangkah ruginya kalau teman-teman yang melakukan proses industri tidak membangun manufakturnya di Indonesia," sambungnya.

Bahlil mengatakan, pembangunan pabrik manufaktur Pepsi sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah yaitu hilirisasi.

Menurut dia, PepsiCo dapat mempertemukan bahan baku pertanian dengan penetrasi pasar lokal. Bahkan, dapat dilanjutkan ke pasar ekspor.

"Atau bisa melakukan penetrasi pasar ekspor melalui sertifikat halal. Ini adalah kecerdasan pak Eric (CEO Asia Business Unit PepsiCo) dalam melihat peluang di Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Bahlil meminta PepsiCo Indonesia melibatkan pengusaha lokal dan pelaku UMKM dalam menjadi rantai pasok dan logistik.

Ia mengatakan, selain berdampak terhadap pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah berharap investasi PepsiCo dapat berkolabirasi dengan pelaku usaha lokal.

"Artinya kolaborasi adalah kunci bagaimana mendorong ekonomi dan memberikan manfaat ekonomi secara nasional yang dilakukan para investor," ucap dia.

Baca juga: PepsiCo Mulai Bangun Pabrik Pertama di Indonesia, Nilai Investasi Rp 3 Triliun

Sebelumnya, PepsiCo Indonesia meresmikan peletakan batu pertama pabrik di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). PepsiCo membawa estimasi investasi senilai 200 juta dollar AS atau Rp 3 triliun (kurs Rp 15.000).

CEO Asia Business Unit PepsiCo Parinya Kitjatanapan atau disapa Eric mengatakan, pabrik akan dibangun di atas lahan seluas 60.000 m2 nantinya akan memproduksi sejumlah produk makanan ringan.

Pabrik tersebut, kata dia, akan menjadi fasilitas manufaktur yang sepenuhnya menerapkan prinsip keberpanjutan.

"Sejak hari pertama beroperasi pabrik ini akan menerapkan keberlanjutan lingkungan serta pengembangan sumber daya manusia dalam inti operasinya, memastikan praktiknya tetap selaras dengan standar lingkungan global sekaligus menciptakan dampak sosial yang positif," kata Eric dalam kata sambutan Peletakan Batu Pertama Pabrik PepsiCo Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023).

Eric mengatakan, pabrik tersebut akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal secara bertahap.

Ia juga mengatakan, pembangunan pabrik PepsiCo akan memakan waktu dua tahun atau selesai pada tahun 2025 mendatang.

"Dalam operasinya pabrik akan menggunakam 100 persen sumber listrik terbarukan. Terkait pengolaan air, PepsiCo akan menerapkan pemanfaatan ait daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi dan didukung inisitif ESG tingkat regional," ujarnya.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Kuartal II-2023, Lampaui Perkiraan dan Ungguli Vietnam hingga AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com