Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB

Kompas.com - 04/09/2023, 21:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan sovereign credit rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 1 September 2023.

Peringkat utang RI tersebut berada satu tingkat di atas level terendah investment grade.

Menurut Fitch, keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang rendah.

Sementara dari sisi eksternal, sejumlah indikator seperti transaksi berjalan menunjukkan perbaikan dibandingkan sebelum pandemi, meskipun akan kembali ke level normal dalam beberapa tahun ke depan, dengan asumsi bahwa penurunan harga komoditas akan berlanjut.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Utang Pemerintah Tumbuh Lebih Pesat dari Aset

Menanggapi hal itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, peringkat utang RI pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang terjaga.

"Kepercayaan dunia internasional ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (4/9/2023).

Ke depan, ia menambahkan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pada laporannya, Fitch menilai ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5 persen pada 2023 didukung oleh konsumsi domestik yang solid, di tengah pelemahan ekspor dan eskalasi risiko dari tertahannya pemulihan ekonomi China.

Adapun, pemilu pada 2024 diperkirakan tidak memengaruhi investasi, bahkan belanja Pemilu partai dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam enam bulan ke depan.

Baca juga: Erick Thohir Jawab Kritik Utang Jumbo BUMN Rp 1.600 Triliun

Dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia diyakini akan memperoleh manfaat dari implementasi reformasi dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, termasuk pembangunan ibu kota baru, Nusantara.

Atas perkembangan tersebut, Fitch memperkirakan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah tumbuh 5,2 persen pada 2024 dan 5 persen pada 2025.

Pada sisi eksternal, setelah mencatat surplus pada dua tahun terakhir, Fitch memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit sebesar 0,3-1,5 persen dari PDB pada 2023-2025, seiring penurunan harga komoditas.

Penanaman modal asing (PMA) diperkirakan meningkat didukung kelanjutan aktivitas hilirisasi yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap ekspor komoditas dan mendorong peningkatan ekspor manufaktur.

Terkait perkembangan harga, penerapan kebijakan moneter ketat dan sinergi dengan pemerintah melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) diperkirakan mampu menurunkan inflasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com