Ekonomi Digital ASEAN Berpotensi Tembus Rp 5.032 Triliun pada 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi digital di ASEAN berpotensi tumbuh signifikan dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan. Hal ini seiring dengan telah diluncurkannya ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), dan ditarget dapat diberlakukan pada 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi digital ASEAN berpotensi tumbuh mencapai 330 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 5.032 triliun pada 2025. Bahkan, pada 2030 angka perekonomian digital ASEAN diproyeksi menembus 2 triliun dollar AS.

"Apabila DEFA diberlakukan di tahun 2025, ini akan meningkatkan potensi ekonomi digital ASEAN yang business as usual itu 1 triliun dollar tetapi dengan implementasi DEFA meningkat menjadi 2 triliun dollar di tahun 2030," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Nilai Ekonomi Digital ASEAN Capai 194 Miliar Dollar AS, 40 Persennya Dikuasai RI

Airlangga menjelaskan, DEFA berupaya memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di seluruh ASEAN melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoperabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM.

"Negara-negara anggota ASEAN juga berkomitmen untuk menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan dan inklusif," katanya.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, hal-hal yang sudah dilaksanakan saat ini menjadi satu deliverables untuk mendukung UMKM dan e-commerce. Adapun hingga saat ini, masih terus dilakukan harmonisasi kebijakan termasuk data flow terkait dengan DEFA.

“DEFA itu sendiri outlook-nya jangka panjang dan ini sudah dilakukan deep dive study oleh Sekjen ASEAN dan timnya,” ucapnya.

Baca juga: Ekonomi Digital Asia Tenggara Bisa Capai 1 Triliun Dollar AS, Ini Rintangannya