Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banggakan Ekonomi RI di Hadapan Pemerintah UEA, Luhut Miris Dikritik Rakyat Sendiri

Kompas.com - 21/09/2023, 18:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ekonomi Indonesia mampu berjalan dengan baik pasca pandemi Covid-19. Kondisi ini tercermin dari pemulihan ekonomi RI yang lebih cepat ketimbang negara lain.

Hal itu diungkapkannya di hadapan pemerintah dan pengusaha Uni Emirat Arab (UEA) dalam acara UAE-Indonesia Economic Business Forum 2023 di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (21/9/2023). Pada forum itu hadir Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei.

"Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa perekonomian kita berjalan cukup baik," ujar Luhut.

Baca juga: Menkop Teten: Transformasi Digital di Indonesia Belum Lahirkan Ekonomi Baru

Ia menyebutkan, ekonomi Indonesia saat ini mampu tumbuh konsisten di atas 5 persen.

Pada kuartal II-2023, ekonomi RI tercatat tumbuh 5,17 persen, lebih tinggi dibandingkan mayoritas negara maupun satu kawasan, seperti Vietnam yang tumbuh 4,1 persen, Amerika Serikat 2,6 persen, dan Uni Eropa 0,6 persen.

Laju inflasi pun mampu terjaga di kisaran 3 persen. Pada Agustus 2023 tercatat laju inflasi Indonesia sebesar 3,27 persen, dan ditargetkan keseluruhan tahun laju inflasi berada di kisaran 3,6 persen.

Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang saat pandemi mencapai 40 persen, kini turun menjadi 38 persen. Posisi ini masih jauh di bawah aturan perundang-undangan yang maksimal 60 persen dari PDB.

"Indeks saham juga terlihat bagus dan nilai tukar juga terlihat bagus. Jadi menurut saya seperti itulah profil perekonomian kami. Jika dibandingkan dengan negara anggota G20, menurut saya kami adalah yang terbaik kedua dalam hal profil ekonomi," papar Luhut.

Sayangnya, lanjut dia, kinerja positif ekonomi Indonesia yang tercermin dari sisi makroekonomi tersebut, masih menuai banyak kritik dari masyarakat Indonesia sendiri.

Menurut Luhut, banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu pulih dari tekanan pandemi.

"Sebagian masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa kita sudah melakukan hal yang baik, dan mereka mencoba mengkritik di sana-sini," kata dia.

Luhut mengatakan, dirinya menyadari bahwa kinerja yang positif itu bukan berarti menunjukkan Indonesia merupakan negara yang sempurna. Namun setidaknya, dengan kondisi makroekonomi yang positif, RI sedang berjalan ke arah yang tepat.

"Memang benar, kita bukanlah negara yang sempurna, namun kita bergerak ke arah yang benar. Dan menurut saya, kinerja kami, jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak negara secara global," imbuhnya.

Dia menuturkan, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, Indonesia memiliki sejumlah agenda utama. Di antaranya, program hilirisasi, digitalisasi, distribusi ekonomi yang terkoneksi, penyediaan dana desa, pengembangan sektor pendidikan, hingga dekarbonisasi.

Baca juga: 7 Kuartal Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Tidak Mudah

Baca juga: Di Hadapan Bos PepsiCo, Bahlil Pamer Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalahkan AS

Dalam kesempatan itu, Luhut juga memaparkan potensi investasi di Indonesia yang bisa dimanfaatkan UEA.

Terdiri dari konstruksi kilang minyak, akselerasi energi terbarukan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), pengembangan pelabuhan dan maintenance, repair, and operation (MRO) pesawat terbang, pertahanan nasional dan satelit, penanganan perubahan iklim, proyek hilirisasi, serta ketahanan pangan dan energi.

Maka dengan kinerja ekonomi RI yang positif dan besarnya peluang investasi, ia mengajak para investor asal UEA bisa segera menanamkan modalnya di Indonesia.

"Jadi para investor di sini, kalian bisa melihat potensi (investasi) ini, ada IKN yang sedang dikembangkan, lalu proyek energi terbarukan, hingga proyek pelabuhan dan bandara," tutup Luhut.

Baca juga: Menilik Jalan Ekonomi Indonesia 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com