Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap Jokowi Sudah Capek Hadiri Forum Internasional yang Tak Ada Hasil Konkret

Kompas.com - 25/09/2023, 19:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah lelah menghadiri pertemuan forum internasional yang tidak menghasilkan sesuatu.

Menurut dia, tiap forum internasional yang dihadiri Pemerintah Indonesia, justru banyak berbicara soal angka, namun tidak terealisasikan.

"Ini yang sebenarnya yang saya akan hadir, banyak sekali forum-forum internasional. Terlalu banyak bicara seperti saya singgung tadi, bicara angka diawang-awang gitu ya," kata Luhut dalam Forum Merdeka Barat (FMB), Senin (25/9/2023).

Baca juga: Banggakan Ekonomi RI di Hadapan Pemerintah UEA, Luhut Miris Dikritik Rakyat Sendiri

"Pak Presiden Jokowi juga sama, orangnya pragmatik saja. Pak Luhut, ini bicara sudah capek, saya sudah malas gitu-gituan. Saya ingin yang konkret itu apa Pak Luhut?" lanjut dia.

Padahal, negara berkembang seperti Indonesia menurut Luhut, lebih suka berbicara anggaran kecil, tapi langsung menyelesaikan masalah.

"Kalau forum internasional itu kan suka bicara triliun dollar AS, low hanging food. Kita enggak usah gitu-gitulah, yang kecil-kecil yang 10 juta, 20 juta dollar AS tapi konkret kepada masalah. Misal sampah laut, masalah coral reef, replanting mangrove," ungkapnya.

Baca juga: Luhut: Investasi Tidak Boleh Berhenti Hanya Karena Pemilu

Pemerintah juga ingin langsung ada tindakan dan hasil saat menghadiri forum internasional. Sebagai contoh kunjungan Jokowi ke Benua Afrika beberapa waktu lalu, yang menghasilkan kerja sama impor daging, maupun proyek kilang minyak dengan PT Pertamia (Persero).

"Negara-negara berkembang ini kan butuh yang konkret. Misalnya Presiden putuskan kerja sama dengan Kenya untuk oil refinery. Kita kerja sama dengan Mozambik, kita kerja sama dengan South Africa, itu semua kerja sama konkret," sebut Luhut.

Baca juga: Luhut Ajak Prabowo Rayu Uni Emirat Arab Buat Investasi di RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com