BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan DBS Indonesia

Berkomitmen Atasi Isu ESG, Bank DBS Indonesia Perkenalkan Indonesia Sustainability Council

Kompas.com - 29/09/2023, 18:16 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bank DBS Indonesia memperkenalkan Indonesia Sustainability Council sebagai langkah untuk mempercepat ambisi DBS Bank Ltd atau DBS Group dalam mencapai emisi nol bersih (net-zero emissions) jelang 2025.

Pembentukan Indonesia Sustainability Council juga menjadi perwujudan visi DBS Group sebagai “Best Bank for A Better World” melalui pengimplementasian tiga pilar keberlanjutan, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking.

Adapun dewan tersebut akan bertugas untuk mengoordinasikan strategi dan roadmap keberlanjutan perusahaan dalam mengatasi isu-isu environmental, social, and governance (ESG).

Indonesia Sustainability Council juga bekerja sama dengan Group Sustainability Council dan dewan-dewan keberlanjutan lain dari DBS Group di lima pasar utama selain Singapura.

Selain membentuk Sustainable Council di lima pasar utamanya, DBS Group juga telah menerbitkan panduan “Our Path to Net Zero”. Panduan ini berisi percepatan agenda keberlanjutan DBS Group.

Dalam panduan tersebut, DBS Group menetapkan target emisi nol bersih pertama untuk emisi pembiayaan (cakupan/scope 3) sebagai bank pada September 2022.

Baca juga: Permudah Pembayaran Ritel ke Pemasok, Bank DBS Indonesia Hadirkan Inovasi Supplier Payment Service dengan DBS IDEAL CONNECT

Chief Sustainability Officer DBS Group Helge Muenkel mengatakan, target dekarbonisasi DBS Group yang dimuat dalam “Our Path to Net Zero” dibuat berbasis sains. Target ini juga menjadi salah satu yang terambisius dan komprehensif di industri perbankan global.

Dalam panduan tersebut, DBS Group memfokuskan dekarbonisasi pada sembilan sektor, yakni aviasi, otomotif, properti, kimia, pangan dan pertanian, minyak dan gas, energi, baja, serta pelayaran.

Kesembilan sektor prioritas itu diakui sebagai beberapa sektor penghasil karbon terbesar dalam ekonomi riil dan secara kolektif menyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca global.

“Ke depan, DBS Group senantiasa mewujudkan dan mengoperasionalkan target emisi nol bersihnya dengan berfokus pada area-area prioritas, seperti sumber daya manusia (SDM), data, proses, dan perangkat analisis,” ucap Helge.

Peran Indonesia dalam percepatan dekarbonisasi di Asia

Helge optimistis, inisiatif dan komitmen DBS Group dapat membantu dekarbonisasi di Asia, meski kawasan ini punya kompleksitas tantangan, seperti tantangan sosio-ekonomi.

Pasalnya, dari lebih dari 140 negara yang mengumumkan atau sedang mempertimbangkan target nol emisi karbon, 25 negara di antaranya berasal dari kawasan Asia. Dari 25 negara ini, emisi karbon global yang dapat dikurangi mencapai 47 persen.

Kemudian, korporasi di Asia juga punya komitmen untuk mencapai target dekarbonisasi berbasis sains. Dari jumlah 60 perusahaan pada 2019, kini perusahaan yang punya komitmen tersebut mencapai lebih dari 1.000 perusahaan di tingkat regional. Jumlah sebanyak ini mewakili seperempat penandatanganan komitmen dekarbonisasi secara global.

Baca juga: Dukung Digitalisasi PLN, Bank DBS Indonesia Jadi Lead Arranger Pinjaman Sindikasi 100 Juta Dollar AS ke SGPI

Indonesia sendiri, jelas Helge, memainkan peran penting dalam mengakselerasi dekarbonisasi di Asia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan aktivitas batu bara terbanyak.

Untuk itu, DBS Group siap membantu Indonesia melalui pembiayaan transisi yang merupakan faktor pendorong utama bagi perusahaan agar mau beralih dari brown energy ke green energy.

Chief Sustainability Officer DBS Group Helge Muenkel. Dok. DBS Indonesia Chief Sustainability Officer DBS Group Helge Muenkel.

“Pembiayaan transisi ini harus menjadi bagian dari rangkaian instrumen keuangan, termasuk blended finance, untuk mendorong pembangunan berkelanjutan,” jelas Helge.

Helge menambahkan, DBS Group telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab peningkatan permintaan pembiayaan transisi di Asia pada 2020.

Kerangka tersebut merupakan bentuk komitmen DBS Group dalam mendampingi nasabah selama proses transisi atau dekarbonisasi.

“Kemampuan kami untuk mengurangi financial emissions merupakan bagian dari keberhasilan upaya dekarbonisasi nasabah kami,” tutur Helge.

Hal senada juga disampaikan Chairman of Indonesia Sustainability Council PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie. Di Indonesia, kata Kunardy, peluang untuk menjalankan agenda keberlanjutan sangat besar melalui berbagai solusi pembiayaan.

Pemerintah Indonesia sendiri dengan berani menetapkan target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat. Sementara, DBS Group telah menetapkan target emisi nol bersih pada 2050. Target ini lebih cepat dari sejumlah negara tempat Bank DBS beroperasi.

Meski tercatat sebagai salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki sumber daya energi terbarukan dan berkelanjutan yang melimpah. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang dapat mendorong percepatan dekarbonisasi.

Kurnady meyakini bahwa kemitraan yang kolaboratif serta strategis antara para pelaku industri dan pembuat kebijakan akan menginspirasi serta menciptakan lebih banyak praktik berkelanjutan untuk mengatasi isu-isu ESG.

“Ini juga akan membantu menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Didukung oleh konektivitas kami di Asia dan keahlian kami dalam pembiayaan transisi, kami memiliki aspirasi untuk membantu mempercepat dekarbonisasi perusahaan,” jelas Kurnady.

Baca juga: Wujudkan Visi Keberlanjutan, Bank DBS Indonesia Luncurkan Fitur LiveBetter di Aplikasi Digibank by DBS

Agenda keberlanjutan DBS di Indonesia

Sebagai informasi, realisasi pembiayaan berkelanjutan yang telah disalurkan DBS Group, baik pinjaman hijau, pinjaman energi terbarukan, maupun pinjaman transisi, telah mencapai 61 miliar dollar Singapura pada 2022. Jumlah ini melebihi target 50 miliar dollar Singapura yang ditetapkan pada dua tahun sebelumnya.

Di Indonesia, DBS telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk pinjaman transisi, mencapai Rp 5 triliun per Agustus 2023 atau naik 3 kali lipat dari tahun lalu.

Mayoritas pembiayaan berkelanjutan disalurkan untuk sektor real estat, energi terbarukan, industri manufaktur, serta badan usaha milik negara (BUMN).

Di tingkat nasabah retail, Bank DBS Indonesia memiliki produk rekening Green Savings yang berfungsi untuk menabung sekaligus berkontribusi terhadap keberlanjutan. Melalui rekening ini, sebagian bunga tabungan akan disisihkan dan dialokasikan ke mitra wirausaha sosial yang telah bekerja sama dengan Bank DBS Indonesia.

Bank DBS Indonesia juga melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai pihak, seperti perusahaan, start-up, dan wirausaha sosial untuk menghadirkan solusi bagi isu-isu lingkungan serta sosial yang komprehensif.

Salah satu solusi tersebut adalah dengan mengoordinasikan pengelolaan sampah organik melalui mitra wirausaha sosial untuk kampanye #MakanTanpaSisa yang digaungkan sejak 2020.

Kampanye itu bertujuan untuk mengurangi sampah makanan. Adapun sampah makanan merupakan salah satu jenis sampah terbanyak yang belum dikelola. Hingga Juli 2023, kampanye #MakanTanpaSisa telah mengurangi 276 ton sampah makanan.

Selain itu, Bank DBS Indonesia juga memberikan dana hibah lewat DBS Foundation Grant Program 2022 kepada wirausaha sosial Waste4Change, Tridi Oasis, dan SukkhaCitta. Dana hibah ini ditujukan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dan dampak positif yang mereka ciptakan.

Informasi lebih lengkap mengenai upaya keberlanjutan DBS Group, silakan kunjungi laman berikut.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang

Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com