Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali soal "Hustle Culture" Anak Muda

Kompas.com - 03/10/2023, 10:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengungkapkan, saat ini terjadi fenomena hustle culture di kalangan anak muda. Anak-anak muda ini hidup dengan cara yang serba cepat, instan, dan cenderung terburu-buru.

Mengutip laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, hustle culture dapat diartikan sebagai workaholism. Tren tersebut dapat dipahami sebagai upaya seseorang bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan, akhirnya menjadi gaya hidup hingga tidak ada waktu untuk menjalani kehidupan pribadi.

Hustle Culture sedang melanda dunia ini, terutama kalau kita tinggal di negara yang penduduknya makin padat, kita harus mengejar macam-macam,” kata Rhenald di Jakarta Senin (2/10/2023).

Baca juga: Nasihat Obama, Bill Gates, dan Elon Musk untuk Anak Muda Penganut Hustle Culture

“Anak-anak muda saat ini usia 22-23 tahun sudah sarjana. Dulu saya 25 tahun belum lulus. Jadi, hustle culture ini semakin berat karena kecenderungan manusia membanding-bandingkan diri dengan orang lain,” tambahnya.

Dia menjelaskan, belakangan ini konsep hidup pekerja keras bahkan diiringi oleh perasaan tidak aman (insecure) karena sikap membandingkan yang terlalu berat. Hal ini pun mendorong sikap kepura-puraan di dunia maya.

“Generasi sekarang, membandingkannya itu sudah terlalu berat. Sehingga, banyak kepura-puraan di dunia maya. Orang suka pamer foto misalnya. Saya menilai sepertinya itu bukan punya dia, atau dia cuma numpang foto doang,” jelas Rhenald.

“Banyak juga orang yang bikin profil picture-nya dengan pasangan, padahal sebenarnya hubungannya bermasalah. Hustle culture itu adalah jika membandingkan dirinya ke orang lain, dan dia merasa ketinggalan, lalu buru-buru untuk mengejarnya,” tambah dia.

Rhenald mengatakan, rahasia dari kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk mengendalikah hidup, karier, dan ketika berada di usia muda tentu harus memikirkan bagaimana mempersiapkan masa depan.

Baca juga: Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Membangun reputasi

“Menjadi kaya atau sejahtera itu, bagaimana step-step dalam mengendalikan hidup kita. Jangan jangka pendek, dan maunya cepat-cepat saja. Karena, kalau menempuh build up reputation. Kalau kita punya itu, money will follows, wealth will follows, and happines will follows,” tegasnya.

Menurut Rhenald, reputasi merupakan upaya membangun kemampuan dan juga kepercayaan. Karena, pada dasarnya percuma memiliki banyak uang, tapi orang lain tidak percaya.

“Saya lihat beberapa orang muda yang kaya, tapi apa iya orang yang berjualan kosmetik bisa membeli private jet? Kalau saya di posisi itu, saya enggak mau beli, karena biaya perawatannya mahal, di samping itu juga akan pajaknya mahal, dan sudah pasti akan dilirik oleh petugas pajak,” ujarnya.

“Jadi yang saya maksud adalah membangun step by step skill pengetahuan dan nama baik, kalau itu sudah tumbuh, itu akan nempel sama kita, dan sulit hilang,” tambah Rhenald.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Tidak Balik Modal Sampai Kiamat, Rhenald Kasali Jawab Begini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com