Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: INKA Berpeluang Terlibat di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Kompas.com - 15/10/2023, 14:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempertimbangkan keterlibatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah ingin dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini menggunakan produk dalam negeri sehingga tidak menutup kemungkinan INKA bisa ikut berkontribusi.

"Untuk meningkatkan TKDN, kita ingin supaya bisa enggak kerja sama sama INKA untuk kereta cepat ke depan. Kita bisa bersama-sama membangun, kan memang semua perlu proses," ujar Erick saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Sabtu (15/10/2023).

Terlebih saat ini INKA sudah dapat membuktikan bisa membuat kereta LRT tanpa masinis untuk armada LRT Jabodebek. Meskipun memang masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan.

Baca juga: KCIC Dukung Kereta Cepat Dilanjutkan hingga Surabaya

Perlu alih teknologi

Namun ini bisa menjadi langkah awal untuk INKA bisa maju membuat rangkaian kereta api berteknologi canggih.

"Awal-awal masih ada komplain dari masyarakat kok pintunya pendek, lalu pintunya kok buka tutupnya masih telat. Ya kembali, kalau kita ingin negara maju ya kasih kesempatan untuk membangun tetapi pasti kita menjaga unsur keselamatan penumpang. Nah apalagi kereta cepat," ucapnya.

Menurut Erick, dalam pembangunan kereta cepat, INKA masih tetap memerlukan alih teknologi dari negara lain.

Pasalnya, kereta cepat membutuhkan teknologi yang lebih canggih dari LRT sementara INKA masih belum memiliki pengalaman membuat kereta cepat.

"Kan semua perlu alih teknologi. Yang namanya MRT itu kan kita kerjasama sama Jepang, LRT sudah sendiri, nah kalau kereta cepat ini pasti pelan-pelan harus ada alih teknologi," kata Erick. 

Baca juga: Prototipe Kereta Cepat Merah Putih Buatan INKA Ditargetkan Meluncur 2026

Oleh karenanya dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Indonesia perlahan-lahan melakukan proses alih teknologi dari China agar ke depannya bisa membuat kereta cepat di dalam negeri.

Dalam kereta cepat Jakarta-Bandung ini, teknologi yang digunakan pun sudah lebih maju dari negara lain.

Hal ini terlihat dari kecepatan kereta Whoosh yang bisa mencapai 350 kilometer per jam dibandingkan negara lain hanya 280 kilometer per jam.

"Nah teknologinya dan pembangunan bentuk keretanya kita belum pernah, karena kalau LRT ditaruh di tempat kereta cepat ya tetap LRT, jadi bukan kereta cepat," tuturnya.

Baca juga: Kereta Cepat Dilanjutkan ke Surabaya, Menko Airlangga: Tanggung kalau Hanya sampai Bandung

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan diperpanjang dari hingga Surabaya, dari saat ini hanya dari Stasiun Halim ke Tegalluar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan rute kereta cepat menuju ke Surabaya, Jawa Timur, yang saat ini sedang dikaji oleh pemerintah.

"Presiden memerintahkan kita untuk membuat studi mengenai kelanjutan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai Surabaya," kata Luhut saat menghadiri acara Hub Space 2023 di JCC Senayan, Jumat (29/9/2023).

Ia melanjutkan, nantinya Kereta Cepat Jakarta Bandung menuju Surabaya akan "mampir" di beberapa kota. "Nanti melalui Kertajati, melalui Jogja, Solo, dan (terakhir) Surabaya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com