JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah ketidakpastian global, investor ritel masih berpeluang untuk melakukan diversifikasi portofolio. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan alias AI.
Penggunaan kecerdasan buatan sudah mulai diterapkan dalam beberapa produk investasi dan keuangan.
“Sangat penting bagi para investor untuk memanfaatkan teknologi dalam mendiversifikasi portofolionya. Penggunaan kecerdasan buatan bisa jadi alternatif dalam dunia investasi supaya investor bisa terus mengikuti dinamika pasar keuangan,” kata CEO Gotrade Indonesia Norman Julius Wanto dalam keterangannya, Senin (16/10/2023).
Baca juga: Siap-siap Pemilu, Bagaimana Strategi Investasi Pasar Modal yang Aman?
Norman menyebut hal tersebut ia dapatkan dari pengalaman pribadi dan profesionalnya, yang berlatar belakang engineer dengan spesialisasi artificial intelligence dan telah sejak lama berkecimpung di bidang ilmu komputer dan analitika data.
Ia menambahkan, perkembangan teknologi di bidang investasi dan instrumen keuangan selama beberapa tahun terakhir sudah mulai diterapkan di beberapa lembaga keuangan besar dan digunakan manajer investasi global.
Dalam waktu dekat, teknologi ini juga dapat dinikmati oleh investor ritel, termasuk di Indonesia, melalui kemitraan antara lembaga keuangan dan perusahaan teknologi atau fintech.
Data resmi Single Investor Identification atau SID terkait jumlah investor pada pasar modal Indonesia menunjukan pertumbuhan yang pesat, hampir 10 kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pertumbuhan serupa juga dapat dilihat dari kenaikan signifikan pelaku perdagangan berjangka dan komoditas.
Baca juga: Bantah Jusuf Kalla, Erick Thohir Tegaskan RI Tak Hanya Terima Investasi dari China Saja
“Sudah menjadi komitmen Gotrade Indonesia untuk membekali investor dengan pengetahuan dan instrumen yang diperlukan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat, salah satunya sebelum memasuki pasar Amerika Serikat, termasuk dengan bantuan teknologi,” tutur dia.