Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Aset Negara, Ada yang Jadi Gudang hingga Diserobot Orang

Kompas.com - 18/10/2023, 05:35 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui masih terdapat banyak aset negara yang belum dikelola secara optimal. Padahal, aset-aset itu berada di wilayah staregis dan berpotensi memberikan nilai tambah kepada negara.

Sri Mulyani menjelaskan, temuan itu didapat dari pelaksanaan inventarisasi dan revaluasi aset negara oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan. Tugas itu dijalankan untuk melihat apakah aset-aset negara sudah dioperasikan maksimal atau belum, baik secara nilai maupun fungsi.

"Sering yang muncul di masyarakat ada gedung di daerah strategis, tapi kosong atau bahkan dijadikan gudang, sehingga dia tidak memunculkan opportunity cost atau nilai tambah yang harusnya bisa dimuculkan dari aset-aset strategis," tutur Sri Mulyani dalam Malam Penganugerahan The Asset Manager 2023, di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Baca juga: Sri Mulyani: Wanita Komponen Sangat Penting bagi Perekonomian Indonesia

Bukan hanya aset berupa gedung, pemanfaatan yang belum optimal juga terjadi pada aset negara berupa tanah. Sri Mulyani menyebutkan, banyak lahan negara yang dibiarkan kosong.

Bahkan, kata dia, lahan negara tersebut pada akhirnya ditempati oleh pihak yang tidak berkepentingan.

"Atau kemudian ingin menyerobot," ujarnya.

Temuan-temuan itu disayangkan oleh Sri Mulyani. Pasalnya, pemerintah telah mengucurkan anggaran belanja untuk mendapatkan aset, tetapi tidak memberikan hasil kepada negara. Bukannya mendapatkan keuntungan, aset negara yang tidak dikelola secara optimal justru memberatkan kas negara, dengan diperlukannya biaya pengelolaan.

Baca juga: Sri Mulyani: Komitmen Indonesia Menjadi Anggota OECD Sangatlah Bulat

"Banyak hal di dalam pengelolaan aset negara memunculkan tantangan yang sangat riil," katanya.

Oleh karena itu, Sri Mulyani mendorong kepada para pengelola aset negara untuk memaksimalkan potensi aset yang dikelola. Dengan demikian, aset tersebut tidak menjadi "mubazir".

"Sering saya menyampaikan kepada teman-teman, aset harus bekerja keras, tidak hanya kita bekerja keras untuk mendapatkan aset," ucap dia.

Baca juga: Ramai di Medsos soal Magang di Kemenkeu Tak Dibayar, Stafsus Sri Mulyani Beri Penjelasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com