Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BUMDEs Binaan LPEI Sukses Ekspor Jahe Gajah ke Pasar Internasional

Kompas.com - 21/10/2023, 10:37 WIB
Hotria Mariana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

 

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) senantiasa berkomitmen mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memperluas pasarnya lewat ekspor.

Hal itu dibuktikan dengan menghadirkan 15 UMKM binaannya ke Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/10/2023). Salah satunya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sejahtera asal Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dengan produk unggulan jahe gajah organik.

BUMDes yang berdiri sejak 2018 dan bergerak di bidang pertanian jahe itu merupakan salah satu contoh sukses dari program Desa Devisa yang diluncurkan oleh LPEI.

Desa Devisa adalah program pendampingan berbasis community development. Tujuannya, untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dan mengembangkan komoditas unggulan desa.

BUMDes Sejahtera sebenarnya memiliki banyak produk tani atau rempah, tapi yang diunggulkan jahe gajah. Hal ini dilakukan untuk membantu petani jahe di Desa Punjung dan sekitarnya.

Baca juga: Pertamina Ajak 30 UMKM Binaan ke TEI 2023 agar Tembus Pasar Internasional

Menurut pengurus BUMDes Sejahtera Alvin Midodo, petani jahe di daerah tersebut mengalami kesulitan menjual hasil panennya setelah pandemi Covid-19 berakhir.

"Setelah Covid-19 dinyatakan selesai, harga jahe anjlok. Bahkan, petani yang menanam jahe di sekitar tanaman tahunan merasa kesulitan karena tidak bisa menjual. Dijual pun enggak laku," kata Alvin kepada Kompas.com, Kamis.

Untuk mengatasi masalah ini, BUMDes Sejahtera mengenalkan jenis jahe baru kepada petani, yaitu jahe gajah. Tanaman ini memiliki bentuk lebih besar ketimbang jahe emprit dan diminati oleh pasar internasional, terutama di India, Bangladesh, dan Pakistan.

Dari inovasi itu, petani jahe setempat mendapatkan peningkatan pendapatan cukup signifikan. Pasalnya, harga jahe emprit di pasaran hanya Rp 2.500-Rp3.000 per kilogram (kg). Sementara, jahe gajah bisa mencapai Rp 12.000 per kg.

BUMDes Sejahtera sebenarnya sudah memfasilitasi penjualan jahe gajah dari petani kepada perusahaan yang sudah memiliki jaringan ekspor sejak 2021 sebelum mengenal LPEI. Namun, badan usaha ini tidak puas hanya menjadi pengepul. Mereka ingin bisa melakukan ekspor sendiri dengan bantuan LPEI.

Baca juga: UMKM Pertamina Berhasil Raih Transaksi hingga Rp 2,4 Miliar pada Inacraft 2023

"Kami mengajukan proposal ke LPEI. Alhamdulillah, direspons dan mendapat pendampingan untuk kegiatan ekspor. Hal ini sesuatu yang sangat membahagiakan bagi kami," ungkap Alvin.

Dengan adanya pendampingan dari LPEI, BUMDes Sejahtera berharap bisa meningkatkan kesejahteraan petani jahe di daerahnya. Selain itu, mereka juga ingin memperkenalkan produk jahe gajah Indonesia ke dunia.

"Harapannya, kami bisa ekspor sendiri karena sebelumnya kami penyuplai. Selain itu, panen jahe gajah diharapkan bisa terlaksana tahun depan,” tutur Alvin.

Alvin menambahkan bahwa jahe gajah bukanlah tanaman utama bagi petani di daerahnya. Tanaman utama tetaplah padi, singkong, dan ubi jalar. Namun, dengan menanam jahe gajah secara baik di lahan pekarangan, petani bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

"Produktivitas masyarakat meningkat, terus harga jual (jahe) juga lebih tinggi. Kami berusaha sendiri dengan LPEI, sangat berterima kasih. Karena kita selama ini sudah difasilitasi, sudah didampingi," kata Alvin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com